Ciaossu!
Hai-hai~ jumpa lagi dengan si pemilik blog aneh ini dengan posting yang juga nggak kalah aneh juga. Duh, sudah berapa lama nggak saya update :"""""3. Yah, maaf. Habis saya nggak punya ide mau ngisi apaan buat ini blog. Daaaaaaaaaan, setelah saya membuka-buka isi dari flashdisknista saya, saya langsung dapat ide untuk mengisi blog ini dengan tulisan alay saya yang saya tulis waktu masih ababil banget dulu ohohoho~ #plak.
Sebenarnya itu seperti draft fanfic Eyeshield 21 sih, tapi berupa sejenis poetry gagal gitu. Yah, daripada saya babibubencong gini, mending saya isi segera deh.
Judul: Pemuja Malaikat
Disclaimer: Eyeshield 21 by Riichiro Inagaki & Yuusuke Murata
Pasangan: Mas Setan sama Mbak Malaikat
Catatan: ALAY.
Hai-hai~ jumpa lagi dengan si pemilik blog aneh ini dengan posting yang juga nggak kalah aneh juga. Duh, sudah berapa lama nggak saya update :"""""3. Yah, maaf. Habis saya nggak punya ide mau ngisi apaan buat ini blog. Daaaaaaaaaan, setelah saya membuka-buka isi dari flashdisk
Sebenarnya itu seperti draft fanfic Eyeshield 21 sih, tapi berupa sejenis poetry gagal gitu. Yah, daripada saya babibubencong gini, mending saya isi segera deh.
Judul: Pemuja Malaikat
Disclaimer: Eyeshield 21 by Riichiro Inagaki & Yuusuke Murata
Pasangan: Mas Setan sama Mbak Malaikat
Catatan: ALAY.
.
.
Hei, malaikat!
‘Tak kau dengarkan suara suara hati para pemujamu?
Menjerit penuh harap padamu agar memberikan sebagian
cintamu pada mereka. Tapi, kau hanya memberikan senyuman manis di wajahmu dan
penolakan halus yang keluar dari mulutmu. ‘Tak bisakah kau memberi mereka
kesempatan lagi?
Mungkin. Kau beri mereka setahun, tapi tetap saja,
kau tolak setiap makhluk yang meminta cintamu. Yang meminta sinarmu atau yang
meminta untuk terbang bersamamu dengan sayap putih bersih yang terbentang lebar
di punggungmu. Apa yang harus dilakukan mereka untuk membuatmu menerima mereka?
Setahun mereka mencoba tapi tiada hasil. Hingga mereka tahu bahwa kau malah
jatuh ke neraka setan.
Dosa apa kau hingga sampai berada di neraka setan
terkejam itu?
‘Tak takutkah kau pada setan tukang ancam itu?
‘Tak takutkah kau jika kulit putih mulusmu itu
terkena peluru peluru machine gun
bermata enam milik setan tukang tembak itu?
Para pemujamu itu pun bahkan takut jika kau sampai
dihancurkan setan itu.
Kau ‘tak takut?
Tapi setelah sekian lama, kau justru semakin dekat dengan
setan itu. Hei, ada apa denganmu, malaikat?
Kenapa kau jadi begitu?
Kau bilang kau tak punya hubungan apa apa dengan
setan itu, tapi kalian aneh. Para pemujamu pun ikut bingung. Hingga, hingga
akhirnya kau katakan juga.
Sebuah pengakuan.
***
Pengakuan.
Pengakuanmu yang kau tujukan pada para pemujamu.
Bahwa kau sudah menjadi milik setan itu. Apakah kau sudah gila telah jatuh
cinta pada setan yang telah lama menjadi musuh adu mulutmu itu?
Oh,
No!
It’s
impossible!
Apa kata dunia?!
Tahukah kau bagaimana hancurnya perasaan pemujamu
itu?
Tahukah kau bagaimana mereka mengkhawatirkan dirimu?
Tapi kau malah menenangkan mereka bahwa kau akan
baik-baik saja. Kau bahkan berkata bahwa kau akan aman jika bersama setan itu yang
justru membuat pemujamu membayangkan yang aneh-aneh.
Tahukah kau betapa bahagianya mereka ketika
melihatmu terbang sendirian dengan sayap putih sucimu?
Dengan senyum malaikatmu kau sapa mereka yang
membuat jiwa makhluk makhluk itu serasa diberi siraman rohani yang mendamaikan
jiwa. Suara renyahmu yang menyapa mereka, seakan mendengar suara penyanyi kelas
atas. Tapi, itu hanya sebentar. Hanya sekejap.
Setelah mereka sadar siapa sosok di belakangmu.
Sosok yang memancarkan aura hitam pekat dan menakutkan bagai iblis yang
dibangkitkan dari neraka. Sayap hitam yang seperti kelelawar itu terkembang di
belakang samping malaikat itu. Iblis itu muncul di samping malaikat itu dengan
seringai tak berdosa, memanggul senapan kesayangannya di bahu kanannya dan kini
terbang tepat di samping malaikat itu.
Tahukah kau saat itu bagaimana raut muka para
pemujamu?
Pucat pasi?
Kaget?
Gemetaran?
Ketakutan?
Nggak bisa dijelaskan?
Yeah.
Semua betul. Kau pun lalu menyapanya yang lalu dibalasnya dengan
"hn!" kecil. Seketika itu juga setan itu merangkulmu dan menarikmu ke
dekatnya yang membuatmu sedikit kaget dan wajahmu pun memerah bagai kepiting
rebus. Tahukah kau bagaimana perasaan pemujamu?
Kesal?
Marah?
Sedih?
Bingung?
Nggak tau harus berbuat apa?
Betul semua. Yah. Begitulah nasib mereka. Mereka
ingin menanyakan padamu, kenapa kau sampai bisa jatuh cinta padanya. Tapi
mereka tahu, kau pasti akan bingung menjawabnya. Dan di sisi lain, mereka juga
sebenarnya ingin menanyakan hal yang sama pada setan itu.
Tapi apa daya, mereka tahu, jika mereka
melakukannya, mereka pasti akan langsung mendapatkan peluru-peluru gratis dari
senapan kesayangan sang setan. Selain itu, mungkin penawaran
"permalukan" gratis dari catatan hitam yang selalu siap sedia di
tangan sang iblis. Apakah mereka berani?
Jika Anda
masih normal dan masih sayang nyawa Anda, Anda pasti menjawab TIDAK. Dan dari
semua itu, para pemujamu ‘tak habis pikir, darimana kau bisa jatuh cinta
padanya. Semua sifat iblis yang ‘tak bisa disejajarkan dengan agungnya dirimu yang
selalu melindungi setiap makhluk-makhluk yang membutuhkanmu, yang selalu menjadi
disiplin dan merupakan teladan bagi mereka.
Kau begitu baik dan sempurna, tapi kau malah
mencintai iblis pendosa yang amat sangat berdosa. Tapi, kau bilang setan itu
hanya kesepian dan membutuhkan teman untuk berbagi semua sakit yang dideritanya
yang ia sembunyikan dari makhluk lain yang justru bisa ditembus olehmu dengan
cahaya dari dirimu yang sungguh terang.
Mungkin memang, jika dipasangkan, kalian adalah
pasangan tersempurna yang pernah kulihat. Kalian saling melengkapi segala
perbedaan dan mengisinya dengan kelebihan. Mungkin para pemujamu akan
merelakanmu bersama setan itu. Karena bagi mereka, kebahagiaanmu adalah
kebahagiaan mereka juga. Jadi bersama seorang pendosa sekalipun, asal kau
mencintainya dengan tulus, mereka rela.
Meski mereka menahan rasa sakit, tapi begitulah yang
selalu dirasakan seorang pemuja. Hanya bisa melihat, mencintai dan kesakitan
dari jauh karena pujaan hatinya bersama orang lain. Bukan bersama diri mereka
sebagai pemujanya. Dan begitulah tragisnya pemuja malaikat satu itu. Harus
merasakan sakit karena sang malaikat pujaan hati harus jatuh cinta kepada sang
setan pengendali neraka.
*-fin-*
*dengan
gajenya*
Ya~Ha~!
Gimana? Gimana? Gimana?
Gajekah? Abalkah? Anehkah? Bingungkah?
Aneh bin ajib ya?
Memang saya nggak bisa buat yang kayak gini, tapi
nekatnya minta ampun!
Yang jadi pembaca disini, atau bisa jadi narator
atau POV’s di sini itu, murni saya. Bisa dibilang Second POV kali, ya. Saya cuma
membayangkan kalau jadi pemujanya cewek malaikat itu. Sudut pandang saya ada
pada sudut pandang para pemujanya. Gimana kalau dua orang beda sifat itu malah
jadi satu kesatuan yang aneh.
Fic
ini saya ambil dari notes di fb
dengan sedikit—banget—perubahan dan penambahan. Saya nggak abis pikir, teman
saya mau-maunya nge-like nih notes nggak jelas. Tapi, sankyuu banget buat dia! Temenku satu
itu paling suka ma masalah setan ma malaikat, jadi ni fic kupersembahin buat dia.
Akhir kata....
R-E-V-I-E-W pliiiis!!!
.
.
.
ALAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAY! *tutupin muka*
Gomen, gomen. Di akhir katanya agak ngalay gitu. Maklum lah anak masih ababil gini U___U. Yah, lumayan lah untuk ngisi ini blog penuh debu. :3
Saa, jaa ne. Sampai jumpa di post alay saya selanjutnya~
Sincerely,
Hikari.
0 comments:
Posting Komentar