Senin, 14 Januari 2013

Pemuja Malaikat [draft alay]

Ciaossu!

Hai-hai~ jumpa lagi dengan si pemilik blog aneh ini dengan posting yang juga nggak kalah aneh juga. Duh, sudah berapa lama nggak saya update :"""""3. Yah, maaf. Habis saya nggak punya ide mau ngisi apaan buat ini blog. Daaaaaaaaaan, setelah saya membuka-buka isi dari flashdisk nista saya, saya langsung dapat ide untuk mengisi blog ini dengan tulisan alay saya yang saya tulis waktu masih ababil banget dulu ohohoho~ #plak.

Sebenarnya itu seperti draft fanfic Eyeshield 21 sih, tapi berupa sejenis poetry gagal gitu. Yah, daripada saya babibubencong gini, mending saya isi segera deh.


Judul: Pemuja Malaikat
Disclaimer: Eyeshield 21 by Riichiro Inagaki & Yuusuke Murata
Pasangan: Mas Setan sama Mbak Malaikat
Catatan: ALAY.


.
.


Hei, malaikat!

‘Tak kau dengarkan suara suara hati para pemujamu?

Menjerit penuh harap padamu agar memberikan sebagian cintamu pada mereka. Tapi, kau hanya memberikan senyuman manis di wajahmu dan penolakan halus yang keluar dari mulutmu. ‘Tak bisakah kau memberi mereka kesempatan lagi?

Mungkin. Kau beri mereka setahun, tapi tetap saja, kau tolak setiap makhluk yang meminta cintamu. Yang meminta sinarmu atau yang meminta untuk terbang bersamamu dengan sayap putih bersih yang terbentang lebar di punggungmu. Apa yang harus dilakukan mereka untuk membuatmu menerima mereka? Setahun mereka mencoba tapi tiada hasil. Hingga mereka tahu bahwa kau malah jatuh ke neraka setan.

Dosa apa kau hingga sampai berada di neraka setan terkejam itu?

‘Tak takutkah kau pada setan tukang ancam itu?

‘Tak takutkah kau jika kulit putih mulusmu itu terkena peluru peluru machine gun bermata enam milik setan tukang tembak itu?

Para pemujamu itu pun bahkan takut jika kau sampai dihancurkan setan itu.

Kau ‘tak takut?

Tapi setelah sekian lama, kau justru semakin dekat dengan setan itu. Hei, ada apa denganmu, malaikat?

Kenapa kau jadi begitu?

Kau bilang kau tak punya hubungan apa apa dengan setan itu, tapi kalian aneh. Para pemujamu pun ikut bingung. Hingga, hingga akhirnya kau katakan juga.

Sebuah pengakuan.

***

Pengakuan.

Pengakuanmu yang kau tujukan pada para pemujamu. Bahwa kau sudah menjadi milik setan itu. Apakah kau sudah gila telah jatuh cinta pada setan yang telah lama menjadi musuh adu mulutmu itu?

Oh, No!

It’s impossible!

Apa kata dunia?!

Tahukah kau bagaimana hancurnya perasaan pemujamu itu?

Tahukah kau bagaimana mereka mengkhawatirkan dirimu?

Tapi kau malah menenangkan mereka bahwa kau akan baik-baik saja. Kau bahkan berkata bahwa kau akan aman jika bersama setan itu yang justru membuat pemujamu membayangkan yang aneh-aneh.

Tahukah kau betapa bahagianya mereka ketika melihatmu terbang sendirian dengan sayap putih sucimu?

Dengan senyum malaikatmu kau sapa mereka yang membuat jiwa makhluk makhluk itu serasa diberi siraman rohani yang mendamaikan jiwa. Suara renyahmu yang menyapa mereka, seakan mendengar suara penyanyi kelas atas. Tapi, itu hanya sebentar. Hanya sekejap.

Setelah mereka sadar siapa sosok di belakangmu. Sosok yang memancarkan aura hitam pekat dan menakutkan bagai iblis yang dibangkitkan dari neraka. Sayap hitam yang seperti kelelawar itu terkembang di belakang samping malaikat itu. Iblis itu muncul di samping malaikat itu dengan seringai tak berdosa, memanggul senapan kesayangannya di bahu kanannya dan kini terbang tepat di samping malaikat itu.

Tahukah kau saat itu bagaimana raut muka para pemujamu?

Pucat pasi?

Kaget?

Gemetaran?

Ketakutan?

Nggak bisa dijelaskan?

Yeah. Semua betul. Kau pun lalu menyapanya yang lalu dibalasnya dengan "hn!" kecil. Seketika itu juga setan itu merangkulmu dan menarikmu ke dekatnya yang membuatmu sedikit kaget dan wajahmu pun memerah bagai kepiting rebus. Tahukah kau bagaimana perasaan pemujamu?

Kesal?

Marah?

Sedih?

Bingung?

Nggak tau harus berbuat apa?

Betul semua. Yah. Begitulah nasib mereka. Mereka ingin menanyakan padamu, kenapa kau sampai bisa jatuh cinta padanya. Tapi mereka tahu, kau pasti akan bingung menjawabnya. Dan di sisi lain, mereka juga sebenarnya ingin menanyakan hal yang sama pada setan itu.

Tapi apa daya, mereka tahu, jika mereka melakukannya, mereka pasti akan langsung mendapatkan peluru-peluru gratis dari senapan kesayangan sang setan. Selain itu, mungkin penawaran "permalukan" gratis dari catatan hitam yang selalu siap sedia di tangan sang iblis. Apakah mereka berani?

 Jika Anda masih normal dan masih sayang nyawa Anda, Anda pasti menjawab TIDAK. Dan dari semua itu, para pemujamu ‘tak habis pikir, darimana kau bisa jatuh cinta padanya. Semua sifat iblis yang ‘tak bisa disejajarkan dengan agungnya dirimu yang selalu melindungi setiap makhluk-makhluk yang membutuhkanmu, yang selalu menjadi disiplin dan merupakan teladan bagi mereka.

Kau begitu baik dan sempurna, tapi kau malah mencintai iblis pendosa yang amat sangat berdosa. Tapi, kau bilang setan itu hanya kesepian dan membutuhkan teman untuk berbagi semua sakit yang dideritanya yang ia sembunyikan dari makhluk lain yang justru bisa ditembus olehmu dengan cahaya dari dirimu yang sungguh terang.

Mungkin memang, jika dipasangkan, kalian adalah pasangan tersempurna yang pernah kulihat. Kalian saling melengkapi segala perbedaan dan mengisinya dengan kelebihan. Mungkin para pemujamu akan merelakanmu bersama setan itu. Karena bagi mereka, kebahagiaanmu adalah kebahagiaan mereka juga. Jadi bersama seorang pendosa sekalipun, asal kau mencintainya dengan tulus, mereka rela.

Meski mereka menahan rasa sakit, tapi begitulah yang selalu dirasakan seorang pemuja. Hanya bisa melihat, mencintai dan kesakitan dari jauh karena pujaan hatinya bersama orang lain. Bukan bersama diri mereka sebagai pemujanya. Dan begitulah tragisnya pemuja malaikat satu itu. Harus merasakan sakit karena sang malaikat pujaan hati harus jatuh cinta kepada sang setan pengendali neraka.

*-fin-*
*dengan gajenya*

Ya~Ha~!

Gimana? Gimana? Gimana?

Gajekah? Abalkah? Anehkah? Bingungkah?

Aneh bin ajib ya?

Memang saya nggak bisa buat yang kayak gini, tapi nekatnya minta ampun!

Yang jadi pembaca disini, atau bisa jadi narator atau POV’s di sini itu, murni saya. Bisa dibilang Second POV kali, ya. Saya cuma membayangkan kalau jadi pemujanya cewek malaikat itu. Sudut pandang saya ada pada sudut pandang para pemujanya. Gimana kalau dua orang beda sifat itu malah jadi satu kesatuan yang aneh.

Fic ini saya ambil dari notes di fb dengan sedikit—banget—perubahan dan penambahan. Saya nggak abis pikir, teman saya mau-maunya nge-like nih notes nggak jelas. Tapi, sankyuu banget buat dia! Temenku satu itu paling suka ma masalah setan ma malaikat, jadi ni fic kupersembahin buat dia.

Akhir kata....

R-E-V-I-E-W pliiiis!!!

 .
.
.

ALAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAY! *tutupin muka*

Gomen, gomen. Di akhir katanya agak ngalay gitu. Maklum lah anak masih ababil gini U___U. Yah, lumayan lah untuk ngisi ini blog penuh debu. :3

Saa, jaa ne. Sampai jumpa di post alay saya selanjutnya~ 

Sincerely

Hikari.
Share:

0 comments:

Posting Komentar