Disclaimer : Eyeshield 21 is belong to Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata
Warning : OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini.
Warning : OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini.
-XXX-
In Rooftop of School At 05.00
Navy blue. Begitulah warna langit pagi itu. Seorang gadis berambut coklat kemerahan yang tertidur di samping gudang di atap sekolah, mulai membuka matanya perlahan.
Mata birunya pun mulai terlihat. Ia lalu mengucek kedua matanya . "Lho? Aku dimana?"katanya setengah sadar. Ia lalu merasa ada sebuah beban yang memberatkan bahu sebelah kirinya. Ia lalu menoleh ke samping kirinya.
Mata birunya pun mulai terlihat. Ia lalu mengucek kedua matanya . "Lho? Aku dimana?"katanya setengah sadar. Ia lalu merasa ada sebuah beban yang memberatkan bahu sebelah kirinya. Ia lalu menoleh ke samping kirinya.
Ia lalu melihat sesosok lelaki berambut spike pirang dengan kedua mata tertutup. Gadis itu lalu mengerjap - kerjapkan kedua matanya. "mmm... Hiruma-kun..???"katanya setengah sadar sambil menoleh ke depan kembali. Tiba - tiba kedua matanya langsung terbuka. Bola mata birunya membulat. Ia lalu menoleh ke arah lelaki itu.
"HIRUMA-KUN????"pekiknya pelan. Ia membekap mulutnya. Mungkin takut membangunkan lelaki itu. Mamori lalu memperhatikan wajah tidurnya Hiruma.
'Kalau sedang tidur, ternyata mukanya gak persis setan ya,'pikir Mamori sambil tersenyum. 'Malah... Eerr.. Lucu..'batin Mamori. Tanpa sadar, tangan Mamori sudah terulur dan malah mengusap lembut rambut spiky kuning di bahunya. Cukup lama ia membelainya.
"sampai kapan kau mau mengacak - acak rambutku cewek sialan?!"kata setan itu tanpa membuka matanya. Sontak Mamori segera melepaskan tangannya dari kepala lelaki itu. Mukanya langsung memerah malu. Hiruma lalu menegakkan kepalanya dan tak bersandar kepada bahu Mamori lagi. Ia lalu memandang Mamori yang sudah memalingkan muka yang malu abis.
"Jelaskan alasan kau mengacak rambutku tadi, cewek sialan?"kata Hiruma meng-interogasi Mamori.
"a..a..aku.. Ee..."kata Mamori tanpa menoleh dan terbata - bata.
"Palingkan wajahmu?!"perintah Hiruma sambil meraih dagu Mamori dan memalingkannya. Raut wajah Mamori menampilkan wajah kaget + malu + blushing dan plus - plus lainnya. Hiruma menaikkan satu alisnya.
"Palingkan wajahmu?!"perintah Hiruma sambil meraih dagu Mamori dan memalingkannya. Raut wajah Mamori menampilkan wajah kaget + malu + blushing dan plus - plus lainnya. Hiruma menaikkan satu alisnya.
"Mukamu jelek sekali cewek sialan! Kekekekekekekekekekekekekeke!"ejek Hiruma sambil melepaskan tangannya dari dagu Mamori. Wajah Mamori langsung berubah kesal.
"Mou, Hiruma-kun!!"katanya sambil menggembungkan pipinya. Hiruma masih tertawa ngakak. Mamori sebal setengah mati.
"Oh, ya, ini jam berapa?"tanya Mamori.
"Mou, Hiruma-kun!!"katanya sambil menggembungkan pipinya. Hiruma masih tertawa ngakak. Mamori sebal setengah mati.
"Oh, ya, ini jam berapa?"tanya Mamori.
"emmm, jam 05.00 pagi, kenapa?"tanya Hiruma balik.
Jam 05.00?
Jam 05.00?
JAM 05.00??????????
"JAM 05.00 PAGI?!!!"pekik Mamori keras. Kontan Hiruma menutup kedua telinganya dengan kedua telunjuknya.
"Jangan berisik cewek sialan!!!!!!!!!"bentak Hiruma kemudian dengan masih menutup kedua telinganya.
"ta, tapi, masa' ini sudah jam 5, terus sekolahnya gimana???"tanya Mamori sedikit kebingungan.
"Jangan berisik cewek sialan!!!!!!!!!"bentak Hiruma kemudian dengan masih menutup kedua telinganya.
"ta, tapi, masa' ini sudah jam 5, terus sekolahnya gimana???"tanya Mamori sedikit kebingungan.
"Dasar cewek bego!! Ini hari Minggu tau! Loe mau sekolah sendiri apa?!"bentak Hiruma kemudian.
"Minggu...?"kata Mamori pelan. "Jadi... Ini hari... Minggu..?"kata Mamori memastikan.
"Telingamu harus diperiksakan!!"ejek Hiruma.
"Mou Hiruma-kun!!! Aku nggak tuli!!!"bentak Mamori. Sementara Hiruma malah sudah asyik sendiri dengan laptop putih bertuliskan VAIO. Sepertinya ia sedang mengetik sesuatu. Mamori lalu segera menuju pintu atap itu. Ia lalu memutar kenopnya dan mencoba membukanya. Tapi, sialnya, tak kunjung terbuka. Atau bisa disebut......
"Minggu...?"kata Mamori pelan. "Jadi... Ini hari... Minggu..?"kata Mamori memastikan.
"Telingamu harus diperiksakan!!"ejek Hiruma.
"Mou Hiruma-kun!!! Aku nggak tuli!!!"bentak Mamori. Sementara Hiruma malah sudah asyik sendiri dengan laptop putih bertuliskan VAIO. Sepertinya ia sedang mengetik sesuatu. Mamori lalu segera menuju pintu atap itu. Ia lalu memutar kenopnya dan mencoba membukanya. Tapi, sialnya, tak kunjung terbuka. Atau bisa disebut......
TERKUNCI!
Yap, terkunci. Wajah Mamori langsung pucat pasi mengetahuinya. Ia lalu mencoba membukanya lagi, dengan hasil NIHIL. Mamori lalu segera kembali ke tempat Hiruma yang masih asyik dengan laptop tercintanya.
"Gimana nih kita keluarnya? Pintu atap terkunci!!"ucap Mamori cemas. Sementara Hiruma masih mengetik sesuatu sesekali menggerakkan jarinya di touch pad. "Hiruma-kun..."kata Mamori memanggil lelaki itu. Sebuah seringai lebar muncul di wajah Hiruma yang membuat Mamori bergidik ngeri. 'mau ngapain dia?'pikir Mamori takut. Hiruma lalu menutup laptopnya dan beranjak berdiri.
"Hiruma-kun, apa yang mau kau lakukan?"tanya Mamori heran. Tapi Hiruma hanya menyeringai lebar. Tiba - tiba terdengar suara helikopter mendekati atap gedung itu. Mamori merasakan firasat cukup buruk melihat helikopter itu.
Dan benar saja, helikopter itu berhenti di atas atap itu dan membukakan pintu. Hiruma lalu masuk ke dalamnya sedangkan Mamori masih terbengong. Hiruma yang merasa gadis itu masih diam dan tak mengikutinya segera berbalik. "hei, gadis sialan, cepat masuk atau kau mau tinggal disini?"benatk Hiruma. Mamori segera kembali ke alam sadarnya.
"te, tentu aku ikut!"kata Mamori sambil segera masuk ke dalam heli itu. Tapi, karena saking tergesa - gesanya, tanpa sengaja ia tersandung dan Hiruma meraihnya sebelum gadis itu.
"te, tentu aku ikut!"kata Mamori sambil segera masuk ke dalam heli itu. Tapi, karena saking tergesa - gesanya, tanpa sengaja ia tersandung dan Hiruma meraihnya sebelum gadis itu.
Kontan wajah Mamori langsung memerah. Sementara Hiruma hanya bersikap datar. "Kalo jalan hati - hati, cewek sialan,"ucap Hiruma yang langsung melepaskan pegangannya. Wajah Mamori masih merah. Apalagi saat ia mengingat mimpinya tadi malam. Entah apa yang dipikirkan gadis ini sampai ia harus bermimpi dicium ma Hiruma. Oke, penegasan. DICIUM-AMA-HIRUMA!!!
Entah setan atau malaikatlah yang menemani tidurnya semalam hingga ia harus bermimpi seperti itu. Mamori sendiri malu sangat. Ia kini masih melihat Hiruma dengan wajah malu.
"Apa liat - liat?! Naksir hah?!"kata Hiruma yang sepertinya risih kalau diliatin terus.
"WHAT?! Telinga gue nggak salah?!"bentak Mamori kemudian. Ia lalu memalingkan mukanya, dengan wajah malu, pastinya.
"Apa liat - liat?! Naksir hah?!"kata Hiruma yang sepertinya risih kalau diliatin terus.
"WHAT?! Telinga gue nggak salah?!"bentak Mamori kemudian. Ia lalu memalingkan mukanya, dengan wajah malu, pastinya.
Helikopter itu lalu turun tepat di depan rumah Mamori. "Arigatou, Hiruma-kun,"ucap Mamori sambil tersenyum. "Hn!"jawab Hiruma. Ia lalu berjalan pergi. Mamori juga masuk ke rumah.
-XXX-
Esoknya, Mamori berangkat ke sekolahnya. Dan pastinya ada perubahan padanya dan sekelilingnya. Banyak cowok yang mulai mengerumuninya.
"Anezaki-san, ohayou!"salam salah satu cowok.
"Ohayou mo!"jawab Mamori.
"Anezaki-san, ohayou!"salam cowok yang lain.
"Ohayou mo!"jawab Mamori lagi begitu seterusnya dari perjalanan ke sekolah sampai di sekolah. Mamori pun terus menjawab "Ohayou mo!" sambil menyunggingkan senyumannya yang kini berubah menjadi "Senyum Malaikat" bukan "Senyum Hantu" lagi. Saat ia berada di lapangan sekolah juga. Entah sudah ke berapa puluh kali ia menjawab salam itu. Hiruma juga sedang memasuki gerbang saat itu.
"Ohayou mo!"jawab Mamori.
"Anezaki-san, ohayou!"salam cowok yang lain.
"Ohayou mo!"jawab Mamori lagi begitu seterusnya dari perjalanan ke sekolah sampai di sekolah. Mamori pun terus menjawab "Ohayou mo!" sambil menyunggingkan senyumannya yang kini berubah menjadi "Senyum Malaikat" bukan "Senyum Hantu" lagi. Saat ia berada di lapangan sekolah juga. Entah sudah ke berapa puluh kali ia menjawab salam itu. Hiruma juga sedang memasuki gerbang saat itu.
Tiba - tiba dari segala penjuru arah, berkumpulah para cowok - cowok yang berebutan salam.
"Ohayou, Anezaki-san!"
"Ohayou, Anezaki-san!"
Begitu seterusnya, dan saat ada lagi yang mengucapkan itu untuk yang kesembilan belas kalinya....
DORDORDORDORDORDOR!!!!!
Terdengar suara tembakan yang sangat meriah yang berasal dari setan berambut kuning di belakang mereka. "Mou, Hiruma-kun! Letakkan senjatamu! Itu berbahaya tau!"teriak Mamori marah.
"Tch! Salah sendiri siapa yang suruh ribut - ribut di tengah lapangan gini! Gak bisa lewat tauk! Cuman gara - gara cewek hantu sialan yang sekarang berubah jadi cewek populer sialan aja, segitunya!"Hiruma mulai mencak - mencak kesal. Sepertinya julukan Mamori bertambah, Cewek Populer Sialan.
Mamori hanya menggembungkan pipinya kesal. "Minggir! Gue mau lewat!"bentak Hiruma.
"iya, iya!"jawab Mamori kesal sambil ikut berjalan di belakang setan itu. Hiruma kemudian menyeringai kecil. Dan sejak saat itu, tak ada cowok lagi yang berani mengerumuni gadis itu.
"iya, iya!"jawab Mamori kesal sambil ikut berjalan di belakang setan itu. Hiruma kemudian menyeringai kecil. Dan sejak saat itu, tak ada cowok lagi yang berani mengerumuni gadis itu.
Pesan : Jika anda orang populer, artis atau apalah, ajaklah orang yang punya penampilan persis dengan Hiruma. Niscaya, tak ada wartawan atau orang - orang yang berniat mengerumuni anda! Pasti! Buktikan dalam waktu 1 hari, maka diijamin privasi anda akan terjaga!
Abaikan pesan gaje diatas
-XXX-
Saat Mamori sampai di kelas, mulai lagi orang - orang yang menyapa, tentu tanpa mengerumuni--setan di depan. "Ohayou, Mamo-chan!"sapa Ako.
"Ohayou Mamo-chan!"salam Sara.
"Ohayou mo!"salam balik Mamori dengan 'Angel's Smile'-nya.
"Ohayou Mamo-chan!"salam Sara.
"Ohayou mo!"salam balik Mamori dengan 'Angel's Smile'-nya.
"Waah! Mamo-chan jadi populer ya!"kata Ako.
"iya! Beda waktu pertama pindah, ditakuti semua.."timpal Sara.
"ehehe, orang memang seperti itu, kalau terkenal, dipuja, dikerumuni tapi kalau nggak terkenal diabaikan,"kata Mamori.
"iya! Apaan orang - orang itu! Baru seperti ini sekarang pada nyalamin bareng - bareng!"kata Sara sebal. Mamori hanya tersenyum saja. Kini pandangannya malah teralih pada si cowok setan yang kini tengah mengelap - elap senjata machine gunnya. Entah darimana asalnya tuh senjata ma tuh lap, cowok itu hanya diam sambil sesekali membuat balon kecil dari permen karet sugarless-nya. Mamori menyimpan senyum kecil.
"iya! Beda waktu pertama pindah, ditakuti semua.."timpal Sara.
"ehehe, orang memang seperti itu, kalau terkenal, dipuja, dikerumuni tapi kalau nggak terkenal diabaikan,"kata Mamori.
"iya! Apaan orang - orang itu! Baru seperti ini sekarang pada nyalamin bareng - bareng!"kata Sara sebal. Mamori hanya tersenyum saja. Kini pandangannya malah teralih pada si cowok setan yang kini tengah mengelap - elap senjata machine gunnya. Entah darimana asalnya tuh senjata ma tuh lap, cowok itu hanya diam sambil sesekali membuat balon kecil dari permen karet sugarless-nya. Mamori menyimpan senyum kecil.
Sementara dari arah belakang Mamori, terlihat Miki dan Maki menatap gadis itu sinis. "iiih, apa - apaan gadis itu! Mentang - mentang poninya dipotong aja, jadi belagu!"kata Miki kesal.
"Pengen banget deh gue bunuh tu anak!"kata Maki kemudian.
"Pengen banget deh gue bunuh tu anak!"kata Maki kemudian.
Sejenak buku kuduk Mamori merinding setelah kata - kata itu terlontar dari mulut gadis itu. "Kenapa, Mamo-chan?"tanya Ako heran.
"ah, nggak, nggak apa - apa!"jawab Mamori kemudian.
Kembali ke duo M2M (Miki ma Maki). "Kita harus buat dia jera dan kapok gara - gara udah merebut perhatian orang dari kita!"ucap Maki.
"Setuju! Betul banget tuh! Gimana kalau kita jahilin dia aja!"usul Miki kemudian.
"ah, nggak, nggak apa - apa!"jawab Mamori kemudian.
Kembali ke duo M2M (Miki ma Maki). "Kita harus buat dia jera dan kapok gara - gara udah merebut perhatian orang dari kita!"ucap Maki.
"Setuju! Betul banget tuh! Gimana kalau kita jahilin dia aja!"usul Miki kemudian.
"Sepertinya idemu bagus tuh! Kita buat agar dia tahu diri! Nggak pantes dia jadi populer!!"timpal Maki.
"Gimana kalau kita mulai besok!! Sepertinya menarik!"ucap Miki.
"Yeah! Lebih cepat lebih baik!"kata Maki kemudian. Mereka pun lalu tersenyum licik membayangkan keusilan apa yang nanti akan mereka perbuat.
"Yeah! Lebih cepat lebih baik!"kata Maki kemudian. Mereka pun lalu tersenyum licik membayangkan keusilan apa yang nanti akan mereka perbuat.
Sementara dari sudut ruangan, sepasang telinga elf berpendengaran sangat sangat sensitif mendengar seluruh rencana super super licik itu. Tapi dia hanya bersikap biasa. Tapi otaknya sepertinya telah mengirim suatu sinyal - sinyal dan tanda - tanda bahaya. Besok akan terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan pada seseorang yang sangat ia perhatikan sekarang.
To Be Continued
Author's Note :
Akhirnya~ saya bisa update cerita aneh ini sehari setelah UAS! Ahahahay~
UAS itu memang menyiksa! Nha~ setelah ini saya akan coba cari ide usil buat cerita di atas ituh, ma 'lari' dulu ke Microsoft Word buat nyelesain satu chapter fanfic ku yang laen! *ini nulisnya di Microsoft Office OneNote*
Ja Matta Ne
Hikari
0 comments:
Posting Komentar