Disclaimer : Eyeshield 21 is belong to Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata
Warning : OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini. Alurnya dicepetin ma yang nulis.
Warning : OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini. Alurnya dicepetin ma yang nulis.
-XXX-
Esoknya, Mamori seperti biasa,disapa oleh para murid cowok. Terlihat senyum
lembut nan cantik nan manis nan indah terpatri di wajahnya yang cantik itu. Terlihat 2 bayangan hitam sedang berbisik sambil menyeringai licik. "Kita lancarkan sekarang!"ucap yang satu.
"Roger!"jawab yang satunya. Mereka lalu segera pergi meninggalkan tempat mereka.
lembut nan cantik nan manis nan indah terpatri di wajahnya yang cantik itu. Terlihat 2 bayangan hitam sedang berbisik sambil menyeringai licik. "Kita lancarkan sekarang!"ucap yang satu.
"Roger!"jawab yang satunya. Mereka lalu segera pergi meninggalkan tempat mereka.
Sementara di tempat lain, sesosok bayangan hitam lain yang sedang menggelembungkan permen karetnya memandang gadis itu. "Tch!"decaknya kemudian sambil pergi meninggalkan tempatnya juga.
-XXX-
Mamori pergi ke loker sepatunya. Ia kini tengah bercanda sambil menyalami para cowok - cowok yang menyalaminya juga. Di saat ia membuka loker, ia menemukan sebuah surat di dalam lokernya.
"Loh? Surat apa ini?"kata Mamori sendiri sambil mengambil surat itu dan mau membukanya. Sayang, Hiruma yang sudah ada di dekat situ -tanpa disadari Mamori, tentunya- merebut surat itu tanpa sempat dibaca oleh Mamori.
"Apa - apaan sih kau, Hiruma-kun?!!!"pekik Mamori kemudian. Hiruma hanya memandang cewek itu sambil menaikkan satu alis dan datar. Ia mengangkat surat itu tinggi - tinggi sementara Mamori masih berusaha meraihnya.
"Berikan surat itu, Hiruma-kun!!!"teriak Mamori kepada Hiruma. Hiruma hanya diam. Ia lalu mengambil flamethrower -yang entah sudah ada - di tasnya. Ia lalu dengan cepat membakar surat itu dengan flamethrower itu menjadi kepingan - kepingan arang hitam.
"apa - apaan sih kau!! Seenaknya saja membakar surat orang yang bahkan belum sempat dibaca!!!"kata Mamori marah. Hiruma hanya memandang datar kepada cewek itu. Tak ada rasa bersalah atau emosi apapun itu. Teknik poker face andalannya menutupi semua. Hiruma lalu segera berbalik dan berjalan menjauh. Mamori memandang cowok itu kesal.
"apa - apaan sih?!"ucap Mamori sambil menggembungkan pipi. Sementara 2 bayangan cewek tadi alias M2M (MakiMiki) menggeram kesal.
"iih, apa - apaan sih tu setan! Main bakar aja!"gerutu Miki kesal.
"Kita buat dia tau teror kita!"
"Kita buat dia tau teror kita!"
-XXX-
Mamori lalu memasuki kelasnya. Dengan masih bercanda dengan Ako dan Sara, ia berjalan menuju bangkunya. Setelah ia sampai bangkunya dan mendudukinya, ia terkejut dengan apa yang tertulis di mejanya.
"Cewek belagu!"
Mamori tertegun melihat tulisan yang ditulis dengan spidol merah dan cukup besar. "Ada apa Mamo-chan?"tanya Ako heran saat ia melihat sahabatnya itu tengah terkejut.
"I..ini.."kata Mamori sambil menunjuk ke tulisan itu. Ako dan Sara segera melihat itu dan ikut terkejut juga.
"Apa - apaan maksud tulisan ini?"tanya Ako.
"Iya, apa - apaan nih! Pecundang banget nulis kayak gini!"tambah Sara.
Sementara Mamori hanya diam membisu. Ia menatap sedih tulisan itu. Apakah ada orang yang membencinya sekarang? Kenapa?
"Kira - kira kamu tau nggak yang nulis ini?"tanya Ako kemudian. Mamori hanya menggeleng pelan.
"Aku nggak tahu siapa yang nulis ini.."ucapnya pelan.
"Semoga aja ini kerjaan orang iseng aja, Mamo!"kata Ako menyemangati. Mamori hanya tersenyum lembut sambil menatap kedua sahabatnya itu.
"Yeah, semoga saja.."ucap Mamori sambil menatap meja itu.
Sementara 2 cewek tadi terkikik pelan.
"Kita buat dia merasakan teror kita yang sesungguhnya, hihihihi.."
-XXX-
Pelajaran pun dimulai. Pelajaran pertama saat itu adalah matematika. Mamori cukup menyenangi pelajaran itu.
"Yak, siapa yang bisa mengerjakan soal ini?"tanya sensei waktu itu. Para murid tidak ada satupun yang mengangkat tangan. Sensei itu hanya mendesah pelan. Ia lalu melihat ke arah Mamori yang tengah berusaha menghitung - hitung.
"Sepertinya Anezaki sudah mengerjakannya. Bisakah kau tunjukkan bagaimana caranya, Anezaki?"tanya sensei itu.
"ah, ba, baik!"ucap Mamori sedikit kelabakan. Ia memang sudah menyelesaikan soal itu. Mamori lalu segera melangkah ke depan. Tiba - tiba, entah darimana, sebuah kulit pisang tergeletak lemah dan tak membahayakan di atas lantai depan Mamori. Dan tanpa Mamori sadari, ia menginjak kulit pisang yang tergeletak lemah dan terkesan tak membahayakan itu. Maki dan Miki terkikik pelan. Mamori menginjaknya dan................
"KYAAAAA!!!"pekik Mamori.
GREB!!!
Tak ada suara "gedubrak-brak-bruk-prang-miiauuuw[?]" yang terdengar. Mamori merasa tubuhnya kini tengah disangga oleh sesuatu--seseorang.
"dasar cewek sialan, telingamu harus diperiksakan, keseimbanganmu payah!"ucap suara yang amat - amat sangat - sangat ia kenal. Mamori lalu membuka matanya perlahan. Sebuah bayangan lelaki berambut spike pirang terpatri di mata birunya.
"Hiruma-kun??"gumam Mamori pelan.
"Apa, cewek sialan?! Cepat kau bangun! Tanganku pegal!"bentak lelaki itu.
Mamori pun segera tersadar bahwa tubuhnya kini tengah disangga oleh tangan lelaki itu. Muka Mamori memerah langsung. Ia lalu segera bangkit.
"Gomen, Hiruma-kun, tapi, arigatou,"ucap Mamori kemudian sambil berjalan ke depan kelas. Para murid yang melihat mereka hanya bisa menatap dengan wajah kaget-takut-jealous-kesal-sebal.
"APA?!"bentak Hiruma kepada semua murid itu yang kontan seluruh murid itu segera berbalik ke depan menatap Mamori. Lebih baik menatap sang malaikat ketimbang dipelototi ma tu setan atu.
Maki dan Miki menggerutu kesal. "Apaan sih setan itu?! Ganggu orang aja!"gerutu Maki.
"biarin, ntar buat dia tambah ngeri lagi!"ucap Miki.
"biarin, ntar buat dia tambah ngeri lagi!"ucap Miki.
-XXX-
Bel pulang berdentang. Murid - murid SMA Deimon pun segera berhamburan keluar kelas. Begitu juga dengan Mamori, ia segera mengemasi barang - barangnya.
"Kita lancarkan serangan selanjutnya!"
Sesaat saat Mamori keluar gedung kelas dan berada di lapangan, Maki tiba - tiba menyiramkan seember air dari atap sekolah ke arah Mamori. Dan air itu mulai menjatuhkan diri ke Mamori dan........
GREB!! PYASH!!!!
Suara air menyiram terdengar. Mamori menutup matanya erat. Entah ia merasa tubuhnya kini tengah dipeluk seseorang. Maki dan Miki melotot tak percaya dengan apa yang terjadi pada Mamori. Mamori lalu membuka matanya dan melihat bayangan rambut spike di depannya sama seperti saat ia jatuh tadi di kelas.
"Hiruma-kun???"ucap gadis itu tak percaya.
Ia melihat lelaki itu tengah memeluknya dengan seragam yang basah. Lelaki itu lalu melepaskan pelukannya. Kini rambut dan seragamnya basah karena air. Lelaki itu memandangnya datar lagi.
"Loe harus ati - ati, cewek sialan, mulai hari ini loe bakal kena kayak gini terus!"ucap lelaki itu datar sambil pergi menjauh. Mamori masih kebingungan dengan maksud kata - kata itu.
"Tu, tunggu Hiruma, apa maksudmu??"tanya Mamori. Tapi, pertanyaan itu tak dijawab oleh Hiruma yang sudah melangkah jauh. Mamori hanya menatap Hiruma bingung-heran dan yang lain.
"Setan sialan!!! Berani - beraninya dia nolong tuh cewek!!!!!!!!"ucap Maki kesal.
"tenang saja, Maki, kita buat besok lebih nakutin lagi!"ucap Miki menenangkan Maki. Maki hanya bisa mengangguk kesal.
"tenang saja, Maki, kita buat besok lebih nakutin lagi!"ucap Miki menenangkan Maki. Maki hanya bisa mengangguk kesal.
-XXX-
Esoknya, Hiruma tak masuk ke sekolah. Surat yang ada di loker Mamori tambah banyak dan isinya mengolok Mamori. Coretan - coretan di meja Mamori pun semakin banyak dan menusuk. Mamori berusaha tegar dan tabah. Hingga pada suatu hari, Ako dan Sara menjauh darinya tanpa alasan yang pasti. Mamori semakin tersiksa dengan keadaan itu. Hingga suatu malam ia di-sms orang misterius.
"Kalau loe pengen semua berhenti, loe harus ke atap sekolah besok!!"
"Baiklah"
Begitulah jawaban Mamori. Tinggal jalan terakhir inilah untuk keluar dari semua permasalahannya. Jalan terakhir....
-XXX-
Esoknya, Mamori segera naik ke atap sekolah. Ia melihat Maki dan Miki sudah ada disana. "akhirnya kau datang juga cewek sialan!"ucap Maki.
"Ka, kalian? Kenapa kalian menjahiliku?"tanya Mamori sedih.
"Gara - gara loe, kita jadi nggak populer lagi!"ucap mereka marah.
"Kalo loe nggak ada, pasti mereka masih merhatiin kita!"ucap Miki.
"jadi kalo aku nggak ada, kalian pasti akan senang?"kata Mamori sambil menundukkan kepala.
"iya, lebih baik loe enyah dari sini!"ucap Maki tak tertahan.
"baiklah kalo itu jalan terakhir dari semua ini, aku akan melakukannya..."ucap Mamori pelan sambil melangkah menuju tepi atap . "Aku telah memilih jalan ini, jalan terakhir ini... Aku tak ingin semuanya membenciku dan dibenci oleh orang lain karena diriku... "ucap Mamori sambil tersenyum dan berdiri di tepi atap.
Apa yang akan dilakukan oleh Mamori???????????
Tunggu saja chapter selanjutnya!!!!!!!!!!!!!!
To Be Continued
Author's note :
Akhirnya saya update juga^^
Yosh, susah loh bikin chapter 13 ini, pusing saya sampai writer's block-nya kumat lagi *ditabok karena suka banget kena writer's block*
Maaf kalo ending chapie ini nggantung dan nggak jelas, ngetik saya kilat sih, chapter ini aja ngetiknya satu jam-an T_T
Oke, see you!!!!!!
Sign,
Hikari
0 comments:
Posting Komentar