Kamis, 05 Desember 2013

Gaya Menulis Dulu VS Gaya Menulis Sekarang

Haloooooooooooooooooooooooooooooooooooo!



(...........................................)


Selamat pagi/siang/malam dimanapun Anda berada. Maaf sebelumnya jika mendadak mual liat pembukanya. #dor. Rasanya sudah lama banget saya nggak posting sesuatu yang bener-bener berguna di blog ini sampai berdebu, dan post terakhir saya adalah gambar TBMF yang abal bin gaje bin aneh bin tralalalalainnya dan unyu-unyu menggemaskan hasil karya tangan saya dengan bantuan Are.

Sebenarnya, saya mau nulis curhatan sesuatu yang ngganjel di pikiran dan sejujurnya pengen saya tulis di sini dari dulu, tapi entah kenapa, selalu saya procrastinate terus. #dilempar. Nah, karena saya sedang ada mood buat nulis di sini (dan nggak diganggu apapun juga), jadi saya mulai, deh curhatan saya.

Jika dilihat dari judulnya, mungkin udah ketebak apa yang pengen saya bahas. Yup, gaya penulisan. Sebagai salah satu penulis yang nggak dikenal, saya sudah sering berulangkali mengganti cara menulis saya. Entah dari yang ngelawak sampai yang galau-galau ala remaja sekarang. Nah, yang mengganjal dan bikin tangan gatal buat nulis soal ini adalah teman saya, Are (lagi).

Kejadiannya, kami sedang bikin proyek nulis kayak collab gitu kalau bahasanya anak FFn. Pas saya nunjukin tulisan saya, dia bilang, "dan tulisanmu kenapa berubah jadi semi humor gini, broh?"

Well, saya juga nggak tahu. Saya balas aja, "gue juga nggak ngerti. tolong maapin gue. kebanyakan nulis mukuhiba kali, jadi semi-humornya kebawa-----" #dor

Mungkin karena dulu saat pertama nulis di FFnkhususnya—tulisan saya agak galau gimana gitu (yah, mengingat multi-chapter pertama di FFn itu ceritanya galau, dan beberapa tulisan saya juga waktu itu hampir tidak melawak sama sekali). Tapi sebenarnya, tulisan pertama saya juga galau, kok. Saya pertama kali menulis ketika saya masih SD. Waktu itu memang cerita yang saya tulis galau, sih nggak ngerti kenapa kecil-kecil udah pinter galau gini

Tapi, selang waktu lagi, sudah beda. Waktu SD juga, saya menulis lagi—walau nggak dilanjutkan lagi dan draft tulisannya entah ada dimana sekarang—cerita tentang seorang penyihir usil yang dihukum ke dunia manusia dan diberi tugas buat bikin dua orang manusia (yang sudah ditentukan) jadi pasangan ini juga nggak ngerti kenapa anak SD bisa kebayang cerita begini. Dasar anak SD sesat

Nah, seingat saya, tulisan saya di sana itu agak humor karena dilihat dari ide penyihir usil itu sendiri. Terus, saya pernah nulis lagi dua kisah (yang sebenarnya mau saya bikin novel). Nah, dua kisah ini yang satu ada unsur mengenai kedudukan sosial gitu ifyouknowwhatimean, dan yang satunya mengenai vampire dan keduanya sudah saya tulis entah berapa bab yang lalu hilang bersamaan dengan flashdisk tempat penyimpanannya. #nangis

Yang pertama, penulisannya nggak humor, cenderung ke drama. Sementara yang kedua, humor fail wahaha nggak ngerti, padahal nanti ada sedih-sedihnya sama galau-galaunya (lagi) lho. Mau saya ketik lagi, malas ahaha #plok.

Lalu saya beralih pada fanfiksi. Fanfiksi pertama yang saya buat ada di blog ini. Seriusnya, saya baca lagi fanfiksi ini setelah saya ditanyain Are tadi. Saya baca lagi dari bab pertama sampai terakhir. Satu kata buat fanfiksi tersebut:  

Ajib











Saya nggak bercanda. Saya bahkan ketawa ngakak gulung-gulung jungkir balik kayang pas baca dari bab satu ke bab selanjutnya. Serius, itu adalah fanfiksi paling lawak dengan penulisan paling ajib yang pernah saya tulis. Saya nggak ngerti, segila apa sih saya waktu pertama kenal fanfiksi itu sampai bisa bikin cerita yang fail luar biasa begitu.

Saat saya bandingkan dengan fanfiksi saya yang ada di FFn, rasanya beda seratus delapan puluh derajat. Tapi, fanfiksi aneh ini lebih IC untuk tiap karakternya daripada yang ada di akun FFn saya sendiri. Namun, jika ditilik lagi, tulisan-tulisan saya di tahun 2013 ini lama kelamaan menjadi semi humor lagi mungkin memang efek dari kebanyakan nulis mukuhiba kali ya hehe

Meski begitu, saya tetap suka gaya menulis saya yang sekarang. Jujur, gaya menulis saya sebenarnya bukan angst ataupun hurt/comfort (karena saat saya menulis kedua genre tersebut, saya justru ketawa gelindingan #dor). Untuk sekarang, saya menulisnya sudah kembali seperti saya yang sebenarnya; drama dan semi humor. Romance hanya bumbu, angst dan hurt/comfort sebagai penguat rasa, friendship dan family bahan utama, thriller, suspense, fantasy, supernatural sebagai pelengkap, horror .....................................................

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

... tunggu! Emangnya saya bisa..#plak

Intinya, gaya menulis saya yang semi humor itu memang sudah dari awalnya. Gaya itu bukan gaya menulis saya yang baru. Saya memang pernah memakai gaya menulis itu. Jadi, tidak ada yang berubah, dan pokoknya, gaya menulis saya akan tetap saya pertahankan dengan semi humor ala saya ini mihihi~

Karena rambling saya sudah banyak dan bahkan ada yang keluar dari topik yang seharusnya, sepertinya saya harus mengakhirinya di sini saja. Terima kasih buat Anda semua yang sudah mau-maunya membaca tulisan ini. Maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkesan ataupun saya yang nulisnya keluar dari topik dan pembicaraan. Sampai jumpa lagi di tulisan saya yang selanjutnya!


Sign,


Hikari Kou Minami.
Share:

0 comments:

Posting Komentar