Disclaimer : Eyeshield 21 is belong to Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata
Warning : OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini.
Warning : OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini.
-XXX-
Mamori sampai di rumah. Rumah bercat putih susu dan bertingkat 2. Dan di tingkat atas itu adalah kamarnya dan di sebelahnya adalah kamar adiknya, Sena Anezaki. Mamori pun membuka pintu. "aku pulang!"salam Mamori sambil membuka pintu rumahnya. Hening. Tak ada jawaban. Jangkrik pun tidak berbunyi[?]. 'mana ka-san? Kenapa rumah sepi gini kayak kuburan? Nakutin!'pikir Mamori.
Iapun melangkah ke dalam. Ia mencopot sepatunya. Saat akan menaruh sepatunya, ia melihat sepasang sepatu inline skate terpasang rapi di samping sepatu adiknya. 'apa ada tamu?'pikir Mamori. Ia pun segera masuk. "ka-saan!"panggil Mamori. Tak ada jawaban. Saat ia melewati ruang tamu, ia mendengar celotehan ibunya dengan seseorang. 'ini dia ibu!'pikir Mamori. Iapun membuka pintu ruang tamu dan pemandangan yang terbuka....
Iapun melangkah ke dalam. Ia mencopot sepatunya. Saat akan menaruh sepatunya, ia melihat sepasang sepatu inline skate terpasang rapi di samping sepatu adiknya. 'apa ada tamu?'pikir Mamori. Ia pun segera masuk. "ka-saan!"panggil Mamori. Tak ada jawaban. Saat ia melewati ruang tamu, ia mendengar celotehan ibunya dengan seseorang. 'ini dia ibu!'pikir Mamori. Iapun membuka pintu ruang tamu dan pemandangan yang terbuka....
CKLEK
Seorang ibu yang berumur 30 an berambut coklat pudar bersama seorang cowok sekitar anak SMP berambut coklat hazelnut dan mata berwarna sama serta di sampingnya ada seorang gadis berambut biru kehitaman dengan rambut seperti antena mencuat keluar tapi sepertinya tidak aktif[?], bermata ungu cerah dan terlihat cukup manis. Selain itu berseragam sailor fuku dan menggunakan pelindung kaki dan tangan. Kini Mamori tahu siapa pemilik inline skate di luar sana.
"Mamo-chan! Kamu udah pulang ya? Kok ibu nggak tahu?!"kata ibunya, Ny. Mami Anezaki.
"i, iya, habis ibu tadi nggak nyahut waktu aku salam! Ya udah masuk aja!"balas Mamori sedikit cemberut. "anu, ka-san, gadis itu siapa?"kata Mamori sambil menunjuk ke arah gadis berambut biru tua tadi.
"watashi wa Taki Suzuna desu!"kata gadis itu spontan setelah Mamori bertanya.
"eh?"gumam ketiga orang lainnya.
"iya, dia Suzuna-chan, temennya Sena-kun. Suzuna-chan dia nee-chan-nya Sena-kun, Mamori,"jelas ibunya.
"ya~! Salam kenal, Mamo-nee!"teriak Suzuna.
'Mamo-nee? Panggilan aneh'pikir Mamori. "temannya Sena-kun..."gumam Mamori kemudian. Otak cerdasnya pun berpikir sejenak. Adiknya punya teman yang langsung dikenalin ke ibunya? Bukannya maklum, tapi ini tidak biasanya. Menurut Mamori, adiknya itu punya sedikit teman dan tak selalu bahkan jarang diajak ke rumahnya. Tapi kenapa adiknya membawa temannya kesini, cewek lagi? Yang paling sering pun hanya seorang teman cowoknya Taro Raimon (atau disingkat Monta), cowok yang suka sekali dengan pisang dan sepertinya ter-obsesi dengan pisang. Menurutnya, cowok itu lebih mirip monyet daripada manusia. Ia pun berpikir mengenai seorang cowok yang membawa seorang cewek ke rumah dan dikenalkan ke orang tuanya, seperti perkenalan pacar kepada orang tuanya agar direstui. Mamori pun menyengir kecil. "hehehe..temen apa temen nih Sena-kun?"tanya Mamori terdengar menggoda.
"ma, maksud nee-chan apa?"kata Sena gelagapan, sedikit blushing.
"ehm, ehm, masak gak tau! Biasanya yang kesini Cuma Monta-kun, biasanya nggak langsung juga kamu ngajak temen cewek kamu kesini kan?"goda Mamori tambah ganas.
"a, apa maksud nee-chan sih?!"Sena tambah gelagapan. Mukanya merah sekali.
"duh, otouto-ku, kamu nggak ngerti maksud kakak ya? Maksud kakak, kamu tuh ma dia pacaran kan?"kata Mamori to the point.
BLUSH!! Wajah dua cowok dan cewek itu merah langsung seperti kepiting rebus. "eng, enggak kok, nee-chan!"bantah Sena sambil melambaikan kedua tangannya.
"i, iya, Mamo-nee! Kami nggak pacaran kok! Sungguh!"kata Suzuna.
"masak sih? Kok nggak meyakinkan gitu?? Aku nggak percaya deh!"Mamori masih semangat menggoda.
"nee-chan!" "Mamo-nee!"teriak kedua orang yang terus digoda Mamori sedari tadi. Mamori hanya terkikik kecil melihat dua orang itu.
"udah! Udah! Mamo-chan ini juga keterlaluan ya! Mereka kan temen! Udah cepat ganti baju sana!"lerai ibu Mamori.
"hihihi, iya deh bu, aku seneng nggoda mereka, mereka lucu! Hihihi!"kikik Mamori tak terhenti sampai kamarnya.
"dasar! Aneh - aneh aja!"keluh ibu Mamori. Sedangkan yang jadi obyek godaan Mamori hanya duduk terdiam sambil tertunduk. Mereka malu disangka pacaran!
"Mamo-chan! Kamu udah pulang ya? Kok ibu nggak tahu?!"kata ibunya, Ny. Mami Anezaki.
"i, iya, habis ibu tadi nggak nyahut waktu aku salam! Ya udah masuk aja!"balas Mamori sedikit cemberut. "anu, ka-san, gadis itu siapa?"kata Mamori sambil menunjuk ke arah gadis berambut biru tua tadi.
"watashi wa Taki Suzuna desu!"kata gadis itu spontan setelah Mamori bertanya.
"eh?"gumam ketiga orang lainnya.
"iya, dia Suzuna-chan, temennya Sena-kun. Suzuna-chan dia nee-chan-nya Sena-kun, Mamori,"jelas ibunya.
"ya~! Salam kenal, Mamo-nee!"teriak Suzuna.
'Mamo-nee? Panggilan aneh'pikir Mamori. "temannya Sena-kun..."gumam Mamori kemudian. Otak cerdasnya pun berpikir sejenak. Adiknya punya teman yang langsung dikenalin ke ibunya? Bukannya maklum, tapi ini tidak biasanya. Menurut Mamori, adiknya itu punya sedikit teman dan tak selalu bahkan jarang diajak ke rumahnya. Tapi kenapa adiknya membawa temannya kesini, cewek lagi? Yang paling sering pun hanya seorang teman cowoknya Taro Raimon (atau disingkat Monta), cowok yang suka sekali dengan pisang dan sepertinya ter-obsesi dengan pisang. Menurutnya, cowok itu lebih mirip monyet daripada manusia. Ia pun berpikir mengenai seorang cowok yang membawa seorang cewek ke rumah dan dikenalkan ke orang tuanya, seperti perkenalan pacar kepada orang tuanya agar direstui. Mamori pun menyengir kecil. "hehehe..temen apa temen nih Sena-kun?"tanya Mamori terdengar menggoda.
"ma, maksud nee-chan apa?"kata Sena gelagapan, sedikit blushing.
"ehm, ehm, masak gak tau! Biasanya yang kesini Cuma Monta-kun, biasanya nggak langsung juga kamu ngajak temen cewek kamu kesini kan?"goda Mamori tambah ganas.
"a, apa maksud nee-chan sih?!"Sena tambah gelagapan. Mukanya merah sekali.
"duh, otouto-ku, kamu nggak ngerti maksud kakak ya? Maksud kakak, kamu tuh ma dia pacaran kan?"kata Mamori to the point.
BLUSH!! Wajah dua cowok dan cewek itu merah langsung seperti kepiting rebus. "eng, enggak kok, nee-chan!"bantah Sena sambil melambaikan kedua tangannya.
"i, iya, Mamo-nee! Kami nggak pacaran kok! Sungguh!"kata Suzuna.
"masak sih? Kok nggak meyakinkan gitu?? Aku nggak percaya deh!"Mamori masih semangat menggoda.
"nee-chan!" "Mamo-nee!"teriak kedua orang yang terus digoda Mamori sedari tadi. Mamori hanya terkikik kecil melihat dua orang itu.
"udah! Udah! Mamo-chan ini juga keterlaluan ya! Mereka kan temen! Udah cepat ganti baju sana!"lerai ibu Mamori.
"hihihi, iya deh bu, aku seneng nggoda mereka, mereka lucu! Hihihi!"kikik Mamori tak terhenti sampai kamarnya.
"dasar! Aneh - aneh aja!"keluh ibu Mamori. Sedangkan yang jadi obyek godaan Mamori hanya duduk terdiam sambil tertunduk. Mereka malu disangka pacaran!
-XXX-
"saya pamit dulu tante!"kata Suzuna sambil membungkukkan badan.
"iya Suzuna-chan!"balas Ny. Anezaki.
"Suzuna-chan, mau diantar Sena-kun nggak?"kata Mamori bernada menggoda.
"iiih! Mamo-nee ini! Udah ah!"bentak Suzuna kepada Mamori. Mamori hanya tertawa.
"Sena-kun, antar Suzuna-chan sampai rumahnya!"perintah Ny. Anezaki.
"ya!"kata Sena.
"cie, cie, bener kan?"goda Mamori lagi.
"argh! Mamo-nee!"teriak Suzuna udah nggak sabar. Suzuna pun hanya memakai inline skatenya dengan diam dan cemberut. Sena pun keluar dan mengantar Suzuna ke rumah Suzuna.
"yang mesra ya!"goda Mamori lagi.
"udah deh Mamo-chan!"pinta ibunya.
Dalam perjalanan, Suzuna marah - marah. "uuuh! Mamo-nee itu! nyebelin sangat!"teriaknya.
"udah, udah, Suzuna-chan.. Mamori-neechan emang begitu. Kalau udah kenal akrab, bakal digodain lah, diusilin lah, dijahilin lah"kata Sena panjang lebar.
"ooo.. Jadi, Sena-kun, dia udah akrab denganku?"tanya Suzuna lagi sambil menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Sena. Sena yang kaget langsung sedikit memalingkan muka.
"i, iya gitu deh. Aneh Mamori-neechan kayak udah kenal akrab ma kamu,"kata Sena.
"hm.. Gitu. Berarti, kita udah akrab dong! Yey! Kupikir nanti sulit akrabnya, abis dandanan kakakmu kayak hantu gitu, nutupin mata, matanya nggak kelihatan!"kata Suzuna sambil melanjutkan langkahnya. Sena terhenti sejenak. Ia sejenak berpikir. Merasa Sena berhenti, Suzuna berbalik menoleh,"Sena-kun! Kau kenapa?"tanya Suzuna.
"un! Nggak pa - pa kok!"jawab Sena sambil berjalan mengikuti Suzuna.
"udah ya Suzuna-chan! Sampai sini dulu!"kata Sena ketika mereka sampai di depan rumah Suzuna.
"ya iya dong Sena-kun! Masak mau sampai dalem rumah! Udah ya! Bye!"kata Suzuna sambil melambaikan tangannya dan berlari ke dalam.
'cewek yang menyenangkan. Tapi aneh, ini kan apartemen? Keluarganya emang tinggal di apartemen? Mewah lagi! Aneh..'pikir Sena sambil menatap apartemen mewah di depannya. 'mungkin emang di kaya ya..'pikir Sena kemudian sambil pergi meninggalkan apartemen itu. Senyuman menyeringai terlihat di dekat jendela salah satu kamar di apartemen.
"iya Suzuna-chan!"balas Ny. Anezaki.
"Suzuna-chan, mau diantar Sena-kun nggak?"kata Mamori bernada menggoda.
"iiih! Mamo-nee ini! Udah ah!"bentak Suzuna kepada Mamori. Mamori hanya tertawa.
"Sena-kun, antar Suzuna-chan sampai rumahnya!"perintah Ny. Anezaki.
"ya!"kata Sena.
"cie, cie, bener kan?"goda Mamori lagi.
"argh! Mamo-nee!"teriak Suzuna udah nggak sabar. Suzuna pun hanya memakai inline skatenya dengan diam dan cemberut. Sena pun keluar dan mengantar Suzuna ke rumah Suzuna.
"yang mesra ya!"goda Mamori lagi.
"udah deh Mamo-chan!"pinta ibunya.
Dalam perjalanan, Suzuna marah - marah. "uuuh! Mamo-nee itu! nyebelin sangat!"teriaknya.
"udah, udah, Suzuna-chan.. Mamori-neechan emang begitu. Kalau udah kenal akrab, bakal digodain lah, diusilin lah, dijahilin lah"kata Sena panjang lebar.
"ooo.. Jadi, Sena-kun, dia udah akrab denganku?"tanya Suzuna lagi sambil menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Sena. Sena yang kaget langsung sedikit memalingkan muka.
"i, iya gitu deh. Aneh Mamori-neechan kayak udah kenal akrab ma kamu,"kata Sena.
"hm.. Gitu. Berarti, kita udah akrab dong! Yey! Kupikir nanti sulit akrabnya, abis dandanan kakakmu kayak hantu gitu, nutupin mata, matanya nggak kelihatan!"kata Suzuna sambil melanjutkan langkahnya. Sena terhenti sejenak. Ia sejenak berpikir. Merasa Sena berhenti, Suzuna berbalik menoleh,"Sena-kun! Kau kenapa?"tanya Suzuna.
"un! Nggak pa - pa kok!"jawab Sena sambil berjalan mengikuti Suzuna.
"udah ya Suzuna-chan! Sampai sini dulu!"kata Sena ketika mereka sampai di depan rumah Suzuna.
"ya iya dong Sena-kun! Masak mau sampai dalem rumah! Udah ya! Bye!"kata Suzuna sambil melambaikan tangannya dan berlari ke dalam.
'cewek yang menyenangkan. Tapi aneh, ini kan apartemen? Keluarganya emang tinggal di apartemen? Mewah lagi! Aneh..'pikir Sena sambil menatap apartemen mewah di depannya. 'mungkin emang di kaya ya..'pikir Sena kemudian sambil pergi meninggalkan apartemen itu. Senyuman menyeringai terlihat di dekat jendela salah satu kamar di apartemen.
-XXX-
"huft! Capeknya!"kata Suzuna sambil berjalan menuju sebuah ruangan besar di salah satu lantai di apartemennya. Iapun mengambil minuman di kulkas dan meneguknya. Tiba - tiba dari samping ruang makan itu, terdengar langkah kaki berjalan mendekat. Suzuna pun menoleh kepada si pemilik langkah kaki. Ia pun menghentikan minumnya dan menyapa pemilik langkah kaki itu. "YA~! You-nii! Met sore!"sapanya. Dan yang dipanggil 'You-nii' itu hanya menggembungkan permen karet mint.
"tch! Darimana saja kau inline skate cheer sialan!"katanya kasar. Sialan? Mirip ma seseorang nih yang nggak lain dan nggak bukan, Hiruma Youichi. Entah atas dasar apa si gadis inline skate ini memanggilnya 'You-nii'. Intinya, gadis itu nggak takut mati ditembak kepalanya ma setan satu itu.
"iih! You-nii ini! Panggil satu - satu aja kek! Nggak semua disebutin! Aku dari rumah temen!"jawab Suzuna sekaligus marah dipanggil 'Inline Skate Cheer'. Dia sih nggak masalah dipanggil 'sialan'. Udah kebal kali.
"hoo.. Cebol sialan yang diluar sana itu temen ya? Nggak pacar?"goda Hiruma.
"NANI! Iih! Kok semua sama aja sih! Nggak tante Anezaki! Nggak Mamo-nee! Nggak You-nii! Argh! Semua nyebelin!"teriak Suzuna sampai kamar apartemen lain kedengaran suara gadis itu.
"heh? Siapa tadi? 'Mamo-nee'? Siapa 'Mamo-nee' sialan itu?"tanya Hiruma menyelidik.
"Mamo-nee itu Anezaki Mamori. Kakak Sena, cowok yang You-nii panggil 'cebol sialan' tadi!"jawab Suzuna.
'oh, jadi cheer sialan ini kenal ma cewek sialan itu ya? Bagus, bagus'pikir Hiruma disertai seringaian lebar. Melihat seringai itu, Suzuna kaget.
"heh? You, You-nii kenapa? Kayak nemuin barang bagus saja"tanya Suzuna.
"kekeke! Gue emang dapet sesuatu yang bagus buat bahan ancaman gue! Kerja bagus cheer sialan!"kekeh Hiruma sambil meninggalkan ruang makan itu dan balik ke kamarnya.
"You-nii aneh..."gumam Suzuna sambil pergi ke kamarnya juga. Di dalam kamar Hiruma, Hiruma sedang mengetik sesuatu di laptop SONY VAIO putihnya.
'besok bakal menyenangkan! Kekekekeke!'batin Hiruma.
"tch! Darimana saja kau inline skate cheer sialan!"katanya kasar. Sialan? Mirip ma seseorang nih yang nggak lain dan nggak bukan, Hiruma Youichi. Entah atas dasar apa si gadis inline skate ini memanggilnya 'You-nii'. Intinya, gadis itu nggak takut mati ditembak kepalanya ma setan satu itu.
"iih! You-nii ini! Panggil satu - satu aja kek! Nggak semua disebutin! Aku dari rumah temen!"jawab Suzuna sekaligus marah dipanggil 'Inline Skate Cheer'. Dia sih nggak masalah dipanggil 'sialan'. Udah kebal kali.
"hoo.. Cebol sialan yang diluar sana itu temen ya? Nggak pacar?"goda Hiruma.
"NANI! Iih! Kok semua sama aja sih! Nggak tante Anezaki! Nggak Mamo-nee! Nggak You-nii! Argh! Semua nyebelin!"teriak Suzuna sampai kamar apartemen lain kedengaran suara gadis itu.
"heh? Siapa tadi? 'Mamo-nee'? Siapa 'Mamo-nee' sialan itu?"tanya Hiruma menyelidik.
"Mamo-nee itu Anezaki Mamori. Kakak Sena, cowok yang You-nii panggil 'cebol sialan' tadi!"jawab Suzuna.
'oh, jadi cheer sialan ini kenal ma cewek sialan itu ya? Bagus, bagus'pikir Hiruma disertai seringaian lebar. Melihat seringai itu, Suzuna kaget.
"heh? You, You-nii kenapa? Kayak nemuin barang bagus saja"tanya Suzuna.
"kekeke! Gue emang dapet sesuatu yang bagus buat bahan ancaman gue! Kerja bagus cheer sialan!"kekeh Hiruma sambil meninggalkan ruang makan itu dan balik ke kamarnya.
"You-nii aneh..."gumam Suzuna sambil pergi ke kamarnya juga. Di dalam kamar Hiruma, Hiruma sedang mengetik sesuatu di laptop SONY VAIO putihnya.
'besok bakal menyenangkan! Kekekekeke!'batin Hiruma.
-ToBeContinued-
0 comments:
Posting Komentar