Senin, 13 September 2010

Chapter 5 : Two Devils and Work Group

Disclaimer : Eyeshield 21 is belong to Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata
Warning :  OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini. 

-XXX-

     Di trotoar jalan banyak murid - murid sedang berjalan kaki. Mereka hendak ke SMP dan SMA Deimon. Banyak yang ngobrol berdua sambil berjalan atau memilih berjalan kaki sendiri. Di salah satu sisi trotoar, terdapat gadis berseragam blazer SMA Deimon, berambut coklat pudar dan menutupi matanya berjalan dengan cowok berambut spike coklat yang memakai seragam gakuran yang terlihat lebih muda dari si gadis. Ya. Mereka adalah kakak beradik Anezaki, Mamori dan Sena.
"kak, kok, hari ini kakak mau berangkat bareng aku?"tanya Sena tiba - tiba. 

"eh? Apa maksudmu Sena-kun?"tanya Mamori balik. 

"maksudku kan, biasanya kakak berangkat sendiri, kok sekarang-" 

"udah deh Sena-kun. Aku mau berangkat bareng soalnya moodku lagi baik,"potong Mamori.

 "jadi, kalau mood kakak buruk, berangkat sendiri?"kata Sena. 

"ya, nggak mesti dong, Sena-kun! Lagipula aku nggak mau mengulang kejadian 3 tahun lalu, Sena-kun..."kata Mamori sedikit bergetar. 

"...nee...-chan..."gumam Sena. 

"udah deh! Ngapain bahas masa lalu! Ya nggak?"kata Mamori tersenyum pada adiknya. Sena tersenyum balik dan mengangguk kecil. Mereka pun kembali berjalan. 

"YA~! Sena-kun! Mamo-nee! Pagi!"teriak seorang gadis di belakang mereka. 

"ah! Suzuna-chan! HIE!!!"kata Sena dengan sedikit kaget. 

"pagi, Suzuna-chan! Eh..."kata Mamori terpotong ketika ia melihat siluet berambut spike kuning sedang menggembungkan permen karet dan menyandang senapan. "Hi..Hiruma..-kun.."gumam Mamori. Suzuna yang tadi hampir mau meluncur terhenti. 

"Mamo-nee kenal You-nii?"tanya Suzuna kemudian. 

"You-nii... Siapa? Hiruma?"tanya Mamori. Suzuna mengangguk. 

"jadi kalian saling kenal nggak?"tanya Suzuna lagi. Mamori hanya mengangguk kecil. 

"kau kenal dia juga ya, Suzuna-chan?"tanya Mamori. 

"YA~ iya dong~ Mamo-nee~!"jawab Suzuna. 

"aku dititipin keluargaku ke You-nii yang kebetulan keluarga You-nii itu senpai-nya keluargaku! Soalnya keluargaku baru ke Amerika! Mau ngorbitin kakakku jadi artis Hollywood!"jelas Suzuna sejelas - jelasnya. 

'bener kan, dia itu kaya'batin Sena dalam hati. 

"tch! Orang idiot kayak dia mana bisa!"ejek Hiruma. 

"aku setuju ma You-nii! Aku juga nggak yakin ma nii-chan ku yang idiot 99% itu!"timpal Suzuna. 'ni cewek bener - bener nggak ngedukung kakaknya ya'pikir Mamori. 

"Hiruma-kun, dia kan pasti ada pinternya dikit!"kata Mamori. 

"tch! Dasar maniak kue sus sialan!"decak Hiruma lalu pergi meninggalkan mereka bertiga. 

"What?!"kata Mamori spontan. 'darimana dia tau?'pikir Mamori. Sena sendiri sedikit kaget, kenapa cowok itu tau makanan kesukaan kakaknya. "hey, Hiruma-kun! Tunggu!"teriak Mamori memanggil. Tapi Hiruma sudah tak terlihat. "gezz! Dia itu! dasar!"gumam Mamori marah. Tiba - tiba antena rambut Suzuna menunjuk ke Mamori. 

"Su, Suzuna-chan, rambutmu.."kata Mamori sambil menunjuk rambut Suzuna. Suzuna hanya nyengir kecil. 

"biarkan aja Mamo-nee, sebelumnya jawab dulu! Apa hubungan Mamo-nee ma You-nii? Kayaknya udah akrab banget! Manggil juga pake akhiran -kun, kan kalo nggak terlalu akrab cuman -san, kan?"tanya Suzuna menginterogasi. 

"a, apa maksudmu Suzuna-chan? Semua orang yang kukenal juga kupanggil -kun dan -chan kok! Contohnya kamu!"kata Mamori sedikit memalingkan muka. 

"apa bener? Kok kayaknya akrab banget? Marahnya tadi juga,"goda Suzuna lagi. Tiba - tiba dari belokan, Mamori melihat 2 teman barunya kemarin, Ako dan Sara. Ia pun punya akal. 

'daripada disini diolok ma Suzuna-chan, mending aku berangkat bareng Ako-chan dan Sara-chan'pikir Mamori. "ehehe, gomen ne Suzuna-chan, aku duluan ya! Temenku disana jadi aku mau bareng! Ok! Sampai jumpa lagi ya! Inget! Jangan mesra - mesraan di jalan!"kata Mamori sambil tersenyum dan lari meninggalkan sepasang cowok dan cewek di belakangnya. 

"argh! Mamo-nee! Awas ya, bakal kubalas nanti! Aku akan tanya You-nii!"teriak Suzuna marah. Sementara Mamori hanya melambaikan tangan tanpa menoleh. 

"sabar, Suzuna-chan,"kata Sena menenangkan.

-XXX-

     "anak - anak, tugas kalian minggu ini adalah membuat essai tentang Restorasi Meiji. Essai ini adalah pekerjaan kelompok, jadi bentuk kelompok yang terdiri atas 6 orang. Sekarang!"perintah guru sejarah yang baru saja datang. 

"lho? Kok mendadak banget sih?"gumam Mamori. 

"huh, nih guru baru dateng udah nyuruh - nyuruh! Dasar!"rutuk Ako. 

"iya nih, Ako-chan! Kelompok kita siapa aja?"tanya Sara di sampingnya. 

"em, kamu, aku, terus yang 4 lainnya siapa yach?"kata Ako. 

"hei, kalian udah dapet kelompok belum?"tanya seorang cowok di belakang Ako dan Sara. 

"Jun, Kei!"kata dua gadis itu serempak. Ternyata ada dua cowok. 

"hai!"kata dua cowok itu. 

"jadi, kalian udah dapet kelompok belum?"tanya Jun lagi. 

"Jun-san ama Kei-san aja! Gimana?"bisik Sara yang memang tertarik dengan Jun. 

"ya, terserah deh..."balas Ako. 

"ya! Kami belum punya kelompok!"kata Sara. 

"gimana kalau kita sekelompok saja? Kita kekurangan orang."kata Kei kemudian. 

"baik! Lalu kelompok kalian mana?"tanya Ako. 

"eh, cuman kami berdua, kalian?"jawab sekaligus tanya Jun. 

"kami juga Cuma berdua, lalu yang dua...siapa?"kata Sara. 

"maaf..kalian masih kurang orang..?"tanya seseorang di balik mereka. 

"hyaaa! Hantu!"teriak keempat orang itu kaget. 

"eh, eh, ini aku, Anezaki Mamori. Ma, maaf ya, udah ngagetin kalian. Gomenasai,"kata sosok itu yang tak lain dan tak bukan adalah sang han- eh si Mamori. 

"eng, enggak apa - apa kok, Mamori-chan,"kata Ako tergugup. 

"anu, jadi aku boleh sekelompok dengan kalian?"tanya Mamori. 

"gimana nih Ako? Aku takut sekelompok ma dia.."bisik Sara. 

"i, iya sih, aku juga, tapi, kalau gini kita kekurangan dong, lagipula tugasnya juga banyak lho, essai yang butuh 6 orang itu pasti banyak banget!"bisik Ako. Sesaat Ako tak sengaja melihat ke arah Hiruma. Sesaat itu juga Hiruma menyeringai lebar. Ako segera menoleh kembali pada Mamori dan berkata dengan terbata - bata,"i, iya, Mamori-chan! Kamu boleh kok masuk ke kelompok kami,"

"arigatou, Ako-chan!"kata Mamori sambil tersenyum girang. Ako hanya tersenyum aneh. Hiruma dibelakang hanya menyeringai. 

"A, Ako-chan, ini beneran?"bisik Sara. 

"ya, daripada kita dibunuh ma setan itu, lebih baik ngeliat hantu aja,"bisik Ako dibalik senyum yang sedari tadi dipasang di wajahnya. Sementara Jun dan Kei kebingungan sekaligus sedikit takut karena sesosok hantu sedang berada di kelompok mereka. Tiba - tiba guru tadi menegur seseorang. 

"Hi, Hiruma-san, mana kelompok anda?"tegur guru itu.

 "tch! Aku tak punya kelompok! Mana sudi aku berkelompok dengan teri - teri sialan ini! Tch!"kata Hiruma sambil keluar kelas. 

"Hiruma-kun! Kau juga harus mengerjakan essai ini!"tegur Mamori. 

"apa?! Aku?! Ngimpi apa kau cewek sialan?!"kata Hiruma sambil membuka pintu lalu menutupnya dengan sangat teramat keras karena ia menutupnya dengan kakinya yang wajar sih mengingat di tangan kirinya terpasang bazooka dan di tangan kirinya ia membawa laptop VAIO putihnya. 

"geez! Cowok setan itu!"rutuk Mamori. 

'hantu ini ternyata memang berani banget ya?'pikir seluruh murid di kelas. 

"lupakan masalah Hiruma-san, sekarang dengarkan! Tugas essai itu dikumpulkan seminggu lagi! Sekarang diskusikanlah tugas itu bersama teman kelompok kalian."kata guru itu menyudahi pembicaraannya lalu ia duduk di kursinya dan menulis sesuatu. 

"huuuft...guru ini seenaknya!"kata Sara sebal. 

"sudah, sudah, kita diskusi dulu aja,"kata Ako menenangkan gadis berkuncir dua itu. Yang lain pun hanya mengangguk.

-XXX-

     Suasana kelas itu cukup riuh dengan berbagai ocehan diskusi essai. Ada yang terlihat serius, main - main, nggosip sendiri, atau yang hanya main - main dengan laptopnya sendiri. "jadi, gimana kita nyusun essai itu?"kata Ako sebagai ketua mengawali pembicaraan. 

"lebih baik kita ngumpulin bahan - bahannya dulu baru kita susun dengan berbagai revisi - revisinya saja,"usul Mamori. 

"sepertinya aku setuju dengan idemu itu, Mamori-chan,"tanggap Sara. Kei hanya mengangguk setuju. 

"lalu, setelah kita selesai kumpulin bahan, kita susun di salah satu rumah kita. Gimana?"usul Ako. Semuanya mengangguk setuju. 

"lalu, di rumah siapa?"tanya Jun. Semua pun saling bertatapan.

 "sorry, aku nggak bisa. Rumahku akhir - akhir ini ramai. Maklum mau ada arisan keluarga. Kamarku cukup sempit, pasti nggak nyaman."kata Ako. 

"aku juga sama. Orang tua ku keras. Pasti nggak ngizinin. Ini aja ngurus izin ma ayah dan ibuku pasti sulit."kata Sara kemudian. 

"Apartemen kami sempit untuk orang empat."kata Jun dan Kei bebarengan. 

"jadi... Cuma aku saja nih yang bisa??"kata Mamori kemudian. Semua pun langsung menoleh pada Mamori. Mereka pun memikirkan macam - macam. 

'duh, mendingan gue ikut arisan keluarga aja'pikir Ako. 

'mending gue dilarang aja ma ayah en ibu'pikir Sara. 

'mending ditagih ma pemilik apartemen aja gara - gara nunggak 3 bulan'pikir Jun dan Kei yang punya pikiran sama. 

'tapi tak ada tempat lain'pikir mereka bersamaan. 

"ya, udah deh. Daripada nggak dapet tempat, ke rumah Mamori-chan aja! Apa ortumu ngizinin?"kata Ako mengambil keputusan. 

"tentu! Ibuku orangnya baik hati! Dulu temannya adikku juga dibolehkan main di rumah!"seru Mamori. 

"y,ya sudah. Kita bekerja di rumah Mamori saja, bagaimana?"kata Ako. Semuanya pun mengangguk setuju. Wajah Mamori langsung cerah. Senyum terkembang jelas di raut wajahnya yang cukup cantik itu. 

'untunglah, akhirnya setelah 3 tahun aku nggak pernah ngajak temen ke rumah, akhirnya saat ini tiba juga'pikir Mamori. 

'gimana ya rumah cewek hantu ini?'pikir keempat orang itu. Lalu gimana ya??

-tObEcONTINUED-

Share:

0 comments:

Posting Komentar