Senin, 13 September 2010

Chapter 7 : Teach Me To Pass The Balls

Disclaimer : Eyeshield 21 is belong to Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata 
Warning : OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini dan ke gaje-an dan ketidaknyambungan beberapa bagian cerita di chapter ini. m(_ _)m

-XXX-

"ohayou, Mamo-chan!"sapa Ako dan Sara bebarengan. Mamori pun menoleh ke belakang. Ia pun melihat dua orang cewek manis berdiri di belakangnya. "ohayou mo, Ako-chan, Sara-chan!"sapa Mamori kembali. Mereka pun berjalan bebarengan dengan mengobrol banyak.
Hari ini ia tidak berangkat bersama adiknya, Sena. Selain karena ia pingin berangkat sendiri, Sena sudah berangkat bersama Suzuna dan Monta. Jadi, ia berangkat sendiri. Ia merasa kasihan dengan adiknya. Karena mereka berangkat bersama Monta. Coba saja kalau berdua. Hei, malah jadi kencan atuh! Di sela - sela obrolan ketiga gadis itu, Ako baru saja mengingat suatu hal. "Mamo-chan! Sara-chan! Kalian ingat nggak kalau minggu depan kita bakal di tes melempar dan menangkap bola?"kata Ako.

"eh?"jawab Sara dan Mamori kompak.

"tes..."gumam Sara.

"melempar bola..."sambung Mamori.

"..dan menangkap bola.."gumam Sara dan Mamori bareng lagi. Mereka pun lalu menggeleng perlahan.

"aku juga lupa!"kata Ako.

"gimana dong? Aku sama sekali nggak bisa melempar bola! Bola baseball aja nggak bisa, bola yang lainnya!"ucap Sara.

"kita sama!"kata Mamori dan Ako.

"lebih baik kita minta ajari cowok - cowok saja! Mereka jago!"usul Ako.

"tapi siapa?"tanya Mamori.

"aku Jun!"jawab Sara bersemangat.

 "aku Kei deh!"kata Ako.

"lalu aku siapa dong?"tanya Mamori. Dua gadis tadi lalu saling bertatapan. Sebuah bola lampu pun muncul di kepala mereka.

"kau dekat kan dengan 'setan' itu?"tanya Ako.

"minta bantuan dia aja! Siapa tau dia bisa!"kata Sara.

"hie! Hiruma-kun? Nggak mungkin!"kata Mamori kaget.

"udahlah coba aja! Daripada nggak bisa nantinya! Minimal tuh anak cowok bisa baseball dan melempar serta menangkapnya!"kata Sara panjang lebar kali tinggi [lho?].

"huuft...baiklah..."kata Mamori pasrah. Ako dan Sara pun tersenyum puas bisa cukup membantu sahabat barunya itu.

-XXX-

Istirahat pertama. Di koridor, Mamori tengah berlari - lari seperti mencari seseorang. Ia menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Mencari seseorang berambut spike kuning di antara para murid di koridor. 'huuft.. Dimana ya tuh orang?'pikir Mamori. Setelah beberapa menit, Mamori tak menemukan hasil. Ia pun lalu menatap ke atap sekolah.

'oh ya! Atap sekolah! Bisa saja dia disana!'pikir Mamori. Mamori pun lalu berlari menaiki tangga sampai ke ujung tangga yang merupakan pintu berwarna putih. Ia pun lalu membuka pintu itu. 'Kuharap dia ada disini'pikir Mamori.

CKLEK!

Pintu terbuka. Terlihat di kejauhan pagar berkawat yang menutupi seluruh area disana. Sepi. Tak ada siapapun. Mamori pun masuk dan melihat ke sekeliling. Ia mencari di sekitar situ, tapi ia tak menemukan siapapun. 'dia juga tak disini?'pikir Mamori tak percaya. Sesaat ia ingin keluar dan menarik gagang pintu, sebuah suara kasar nan menjengkelkan hinggap di telinganya.

"hei, cari - cari apa kau disini, monster kue sus berjalan!" Begitulah suara itu terdengar. Langkah kaki Mamori terhenti seketika. Ia pun menoleh ke samping kanan atas pintu yang merupakan sebuah tempat kosong seperti gudang. Ia melihat sesosok setan berambut spike kuning tengah melihatnya dengan seringai yang terpasang di wajahnya.

"Hi, Hiruma-kun.."gumam Mamori. "ah! Hiruma-kun! Aku mau minta tolong!"teriak Mamori yang membuat kuping elf sang setan berdengung hebat dan efeknya membuat jari si setan menutup telinga itu dan efek sampingnya umpatan kasar nan menyebalkan keluar dari mulut sang setan.

"HOI! CEWEK ANEH SIALAN! APA - APAAN SIH LOE! BISA NGGAK SIH NGOMONG NGGAK PAKE TREAK SEGALA! KUPING GUE BISA TULI NIH!"teriak Hiruma. Segera Mamori menutup mulutnya.

"a, ano, gomen, Hiruma-kun.."kata Mamori meminta maaf.

"terus kau mau minta tolong apa? Pinjam duit buat beli kue sus?"tanya sekaligus ejek Hiruma dengan evil smirk di wajahnya.

"iih! Bukan lagi! Dan jangan sangkut pautkan pada kue sus!"bentak Mamori.

"terus apa?"tanya Hiruma lagi.

"aku mau kau.. Em.."kata Mamori terputus.

"mau apa! Ngomong yang jelas dong!"bentak Hiruma lagi.

"aku mau kau mengajari aku cara melempar bola dan menangkapnya!"teriak Mamori. Hiruma tertegun.

"ajari melempar bola dan... Menangkapnya..?"gumam Hiruma. "kenapa kau minta tolong padaku?"tanyanya kemudian.

"aku yakin semua anak cowok pernah main baseball tak terkecuali kau! Dan aku yakin kau pasti bisa minimal melempar dan menangkap bola! Cowok yang kukenal Cuma kau! Jun-kun dan Kei-kun sudah sama Ako-chan dan Sara-chan! Pliiisss! Tolong aku!"kata Mamori panjang lebar yang lalu memohon - mohon pada setan itu. Hiruma memandang cewek yang tengah memohon - mohon padanya. Dia pun mulai berpikir. Tiba - tiba seringai lebar nan menakutkan muncul di wajah yang sudah menakutkan itu.

"hoo... Lalu apa nih imbalan setelah mengajarimu, hei cewek sialan?"tanya Hiruma sambil tetap menyeringai lebar. Mamori kaget. Imbalan? Imbalan seperti apa yang nanti akan diberikan pada setan itu?

'apa ya?'pikir Mamori. "terserah deh, kau mau minta apa! Yang penting permintaanmu itu hanya satu! Dan jangan aneh - aneh!"kata Mamori pasrah.

"baiklah... Terserah aku lho!"kata Hiruma sambil turun dari tempatnya.

"tapi kau mau nolong kan?"tanya Mamori. Hiruma mengangguk kecil.

"YEY! Arigatou, Hiruma-kun!"teriak Mamori sambil tersenyum lembut pada cowok itu. Hiruma hanya tertegun melihat wajah Mamori yang tengah tersenyum padanya. Mamori lalu pergi berlalu ke pintu. Hiruma hanya menatap pintu yang telah ditutup gadis itu. "..melempar bola.."gumamnya.

-XXX-

"hoi, cewek sialan!"panggil Hiruma pada Mamori yang berada di depan Hiruma.

"sssh! Ada apa Hiruma-kun?! Ini lagi pelajaran!"bisik Mamori yang kemudian sedikit melirik ke arah Hiruma. Ia pun berbalik lagi ke depan.

"tch!"decak Hiruma. Ia lalu mengambil secarik kertas lalu menulisinya dengan sesuatu. Setelah selesai, ia membidik ke arah samping kiri tangan kiri Mamori. Lalu ia melemparnya yang anehnya lemparan itu... TEPAT sasaran! Mamori yang menyadari ada kertas di sebelah kiri tangannya segera membuka kertas itu di antara buku - bukunya dan membacanya dalam hati. Tertulis :

Hei, cewek sialan!
Nanti setelah pulang sekolah, loe harus ke lapangan!
Kita bakal latihan nglempar bola!
Kalau sampai loe nggak dateng,
Tamat riwayat loe!
Ya~Ha~!!!

Mamori terbelalak melihat 26 kata yang tertulis di kertas kecil itu. Bulu kuduknya merinding. Sejenak ia berpikir bahwa jika ia tidak datang ke lapangan, mungkin besok dirinya hanya akan tinggal nama saja. Segera ia melipat kembali kertas kecil menakutkan itu dan menaruhnya di laci meja. 'haaah.. Salah ya, jika aku minta bantuan ma iblis?'pikir Mamori pasrah. 'pokoknya, aku harus datang! Demi nilai dan hidupku!'tekad Mamori dalam hati.

-XXX-

"KRIIIIIIIIIING!!!"

Bel pulang berdentang. Murid - murid SMA Deimon mulai melangkah menuju gerbang sekolah untuk pulang. Kecuali seorang gadis berambut pendek yang tengah berlari kecil ke arah lapangan olahraga.

"Mamo-chan! Kami duluan ya!"kata Ako dan Sara bebarengan. Mamori hanya mengangguk. Ia sudah bilang pada kedua sahabatnya itu bahwa siang ini ia akan berlatih bersama setan itu. Ia pun menghentikan langkahnya di salah satu bench di dekat lapangan itu. Ia celingukan di sana.

'mana setan itu ya?'pikir Mamori dengan masih celingukan nggak jelas ke kanan dan ke kiri. Tiba - tiba dari arah samping, Hiruma muncul dengan baju olahraganya.

"hei, cewek sialan! Ngapain kau celingukan sendiri di situ!"tanya[teriak sih] Hiruma.

"Hi, Hiruma-kun!"kata Mamori berbalik dan menoleh kepada Hiruma.

"ngapain kau masih disana! Cepat ganti baju di gudang itu!"perintah Hiruma sambil menunjuk ke arah gudang di belakang bench.

"ga, ganti baju dengan apa?"tanya Mamori.

"kue sus itu benar - benar telah meracuni pikiranmu ya? Loe tadi inget nggak kalo hari ini tuh ada pelajaran olahraga?"kata Hiruma sedikit meninggi suaranya. Mamori memutar kembali memori di kepalanya. Ia pun mengingat bahwa hari ini ada pelajaran olahraga yang mengharuskan mereka tes melempar bola atau apalah itu. Ia ingat hari ini guru itu tidak datang dengan alasan yang sungguh tak masuk di akal, malah terkesan gak jelas. Sehingga mereka tak menjadi tes.

"eh, eh, i, iya, ya. Ya udah aku ganti aja dulu!"kata Mamori sambil mengambil baju olahraganya di tasnya. Ia pun berlari menuju gudang itu dan menutup pintunya.

'baka shoujou!'pikir Hiruma.

Tak lama kemudian Mamori keluar dengan balutan kaos olahraganya yang berwarna merah dan celananya yang berwarna putih. Cukup manis memang. Ia memasukkan seragam berwarna hijau yang tadi dikenakannya. Hiruma lalu mengeluarkan bola yang sangat banyak. Bentuknya pun bermacam - macam. Ada yang bulat, elips, kotak*bola apaan tuh?* dan sebagainya. Ukurannya pun bermacam - macam. Mulai dari yang kecil sekali, sedang hingga yang paling besar. Entah dari mana dapatnya tuh bola.

'paling juga dia ngancem! Memang setan ini..'pikir Mamori sambil menggeleng - gelengkan kepalanya melihat bejibun bola yang ada di hadapannya. "kita lempar seluruh bola ini!"perintah Hiruma dengan sangat entengnya.

"NANI!! Kau gila ya?"bentak Mamori tiba - tiba.

"kau mau protes?! Kalau tidak mau akan kusebarkan kalau kau itu, cewek hantu SMA Deimon itu maniak kue sus. Dia bahkan bisa menghabiskan sepuluh kue dalam sehari. Bahkan lebih!"ancam Hiruma.

"tidak sebanyak itu kali!"bantah Mamori.

"makanya lakukan!"perintah Hiruma. "hhhh..baiklah..."kata Mamori pasrah.

"mulai dari bola ini!"kata Hiruma sambil melemparkan sebuah bola baseball ke arah Mamori. "lempar dengan cara begini! Jari telunjuk, tengah dan manis di atas bola, sedangkan jempol dan kelingking menyangga di samping bawah!"kata Hiruma sambil memperagakannya. Mamori mengikutinya. "lalu, bidik sasaran, tarik bola ke belakang.."lanjut Hiruma. Mamori menirukannya. "dan Lemparan Peluru Perak Setan!"teriak Hiruma sambil melempar ke arah sasaran yang minjem klub panahan. Mamori mengikutinya.

"DUKK!"

Kedua bola itu mengenai sasaran. Bedanya, Hiruma tepat mengenai sasaran bulatan merah, sedangkan Mamori meleset sedikit. "YAY!!"teriak Mamori gembira.

"jangan gembira dulu! Coba ulangi yang tadi!"kata Hiruma. Mamori hanya cemberut kesal. Ia pun mengulangi hal yang tadi.

"Jari telunjuk, tengah dan manis di atas bola, sedangkan jempol dan kelingking menyangga di samping bawah..."gumam Mamori mengulangi perkataan Hiruma. "..bidik sasaran, tarik bola ke belakang.."gumamnya lagi. "dan LEMPAR!"katanya sambil melempar bola baseball berwarna putih dengan beberapa jahitan merah di sekelilingnya.

"DUKK!"

Suara bola yang menatap sasaran yang meleset tadi terdengar. "huuft..meleset lagi.."keluh Mamori.
"oke, bola selanjutnya!"kata Hiruma sambil mengambil bola basket.

"heh?! Jadi Cuma itu aja?"kata Mamori kaget.

"kau sudah bisa! Ganti bola!"kata Hiruma sambil melempar bola basket lainnya. Mereka pun lalu berlatih menge-pass bola basket itu. Dan Mamori berhasil lagi. Lalu setelah itu, dilanjutkan dengan bola - bola lainnya yang masih menunggu untuk dilempar. Mereka pun melempar seluruh bola itu hingga tersisa satu bola berbentuk elips berwarna coklat tua dengan jahitan putih di sisi samping tengah bola itu. Mamori memegang bola itu.

"ini kan.. Bola rugby kan?"kata Mamori kepada Hiruma. "Hiruma-kun, kita tak melempar ini?"tanya gadis itu pada Hiruma.

"tidak! Guru itu pasti tak akan menyuruh kita melempar bola itu!"jawab Hiruma dengan tatapan dingin.

"tapi kenapa ada disini ya? Kan di sekolah ini kudengar nggak ada klub rugby. Kenapa bola ini ada disini?"tanya Mamori pada dirinya sendiri.

"itu bolaku!"kata Hiruma sambil meraih bola itu dari tangan Mamori.

"milikmu?"kata Mamori tak percaya.

"ya! Kenapa? Sudah! Sekarang kau pulang! Sudah sore! Kita lanjutkan lagi besok! Jika kau cerdas, besok kau harus sudah bisa melempar semua bola itu dengan tepat!"kata Hiruma sambil meninggalkan gadis itu.

"eh, tu, tunggu Hiruma-kun!"kata Mamori tapi sia - sia, cowok itu sudah tak ada. "haah.. Sudah pergi. Eh, apa aku tanya aja ya ma Suzuna-chan? Kalau - kalau dia tau kenapa Hiruma bisa punya tu bola."kata Mamori sambil mengambil tasnya dan melangkah pulang.

-to be continued-
Share:

0 comments:

Posting Komentar