Jumat, 17 September 2010

Chapter 8 : The Secret of The Ball, The Test And Drama Announcement

Disclaimer: Eyeshield 21 is belong to Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata 
Warning : OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini.

-XXX-

"eh? Bola rugbynya You-nii?"kata Suzuna kaget.

"iya, kau tahu tidak kenapa Hiruma-kun sampai punya bola itu? Perasaan, di SMA Deimon tidak ada klub rugby atau sejenisnya, kenapa dia sampai punya dan mengapa?"tanya Mamori berturut - turut. Suzuna lalu memandang jauh ke depan taman dimana mereka duduk sore itu.

Suzuna lalu berbicara,"itu..cerita masa lalu You-nii..saat SMP.."kata Suzuna terputus - putus.
"saat...SMP..??"gumam Mamori mengulang kata - kata terakhir.

"dulu, You-nii punya klub rugby bersama 2 sahabatnya."kata Suzuna.

"2..er..sahabat..?? Setan itu punya sahabat?!"kata Mamori sedikit berteriak.

"iya. Tapi mereka sekarang beda sekolah."jawab Suzuna. "dulu mereka berharap bisa ke SMA Deimon, tapi..."potong Suzuna. "..karena beberapa hal, Kuritan dan Musha-shan tidak bisa ke SMA Deimon."lanjut Suzuna.

"Kuri..tan dan Musha..-shan..?"gumam Mamori.

"2 sahabat You-nii! Nggak seperti setan kok! Yang satu badannya sedikit besar dan yang satu mukanya kayak orang tua!"jelas Suzuna. Mamori yang sedari tadi berpikir kalau sahabat setan itu rupanya juga kayak setan juga pun menghapus pikiran itu.

"lalu, lalu, alasan mereka tak bisa masuk ke SMA Deimon kenapa?"tanya Mamori.

"mereka.." "Kuritan, dia tak lulus tes akademik dan di tes olahraga, sudah direbut 2 orang yang juga ikut di bidang itu!"kata Suzuna sedikit marah yang terdengar dari nada suaranya yang meninggi dan keras serta raut wajah yang memperlihatkan kebencian.

"sedangkan Musha-shan..."kata Suzuna terpotong. "..karena ayahnya sakit dan sakitnya tambah serius, Musha-shan menggantikannya dalam mengawasi bidang reskontruksi ayahnya dan drop out dari SMA Deimon..."kata Suzuna sedikit bergetar.

'drop...out??'pikir Mamori tak percaya. 'jadi, Hiruma-kun punya masa lalu kelam seperti itu, ya?'pikir Mamori tak percaya.

"begitulah Mamo-nee!"kata Suzuna mengakhiri cerita itu.

"begitu ya..tak kusangka.."kata Mamori sambil menyeruput minuman sodanya.

-XXX-

Seminggu kemudian, tes pun dimulai. Murid - murid mulai bersiap. Ada yang latihan dengan temannya, latihan sendiri, ngobrol sendiri (ngerumpi malah), ada yang was - was dan takut sendiri, dan lain sebagainya. Mamori sendiri sedikit bingung, apa dia bisa melakukan lemparan seperti saat latihan dengan Hiruma.

'apa aku bisa ya melakukannya dengan baik?'tanya Mamori dalam hati.

"Mamo-chan!"teriak 2 orang cewek di belakngnya.

"e monyet, e monyet?"kata Mamori spontan, kaget.

"jadi kita monyet nih?"kata Ako sambil memasang wajah tak percaya.

"eh, nggak, nggak kok! Tadi spontan! Bener!"kata Mamori sambil menggerak - gerakkan tangannya.

"iya, iya! Makanya jangan banyak ngelamun!"kata Sara kemudian. Mereka pun tertawa bersama.

'enaknya punya teman seperti mereka..'pikir Mamori.

"anak - anak! Bersiap! Tes akan segera dimulai!"teriak seorang guru di tengah lapangan. "peserta pertama akan diurutkan menurut absen!"kata guru itu. Dia pun lalu memanggil seorang murid cowok. Dan mulai disusul dengan murid - murid lainnya sesuai nomor absensi kelas. Mamori mendapatkan giliran terakhir karena dia murid baru yang mendapatkan nomor absensi paling bawah. 'semoga saja akan berjalan lancar'doa Mamori dalam hati. "dan yang terakhir, Anezaki Mamori!"panggil guru itu.

"ah, baik!"jawab Mamori. Ia lalu berdiri. Lalu mengambil sebuah bola di samping guru itu. Ia pun lalu maju ke tempatnya untuk melempar bola.

"yak, boleh dimulai."kata guru itu mempersilakan Mamori. Mamori mengangguk.

Ia lalu memejamkan mata dan menghembuskan nafas. 'yak! Aku siap sekarang!'pikir Mamori, semangat. Mamori lalu mengambil ancang - ancang.

"Jari telunjuk, tengah dan manis di atas bola, sedangkan jempol dan kelingking menyangga di samping bawah..."gumam Mamori sambil memegang bola itu. "..bidik sasaran, tarik bola ke belakang.."gumamnya lagi sambil menarik tangannya ke belakang. "dan LEMPAR!"katanya sambil melempar bola baseball berwarna putih dengan beberapa jahitan merah di sekelilingnya.

"DUKK!"

Bola terlempar tepat sasaran. Mamori melihat dengan kagetnya. "yak, sempurna! Kau boleh kembali!"kata guru itu sedikit tersenyum lalu menulis sesuatu di bukunya. Mamori pun lalu berlari menuju kedua sahabatnya.

"Mamo-chan! Lemparanmu tepat sasaran!"teriak Ako histeris.

"iya! Keren lho!"lanjut Sara kemudian.

"aku juga nggak percaya! Kupikir bakal kena bagian luar sasaran, ternyata.."kata Mamori sambil tersenyum senang.

"kayaknya ada yang berbakat jadi atlet nih,"kata Sara menggoda.

"atlet apa lho! Nggak mungkin! Ahaha!"kata Mamori sambil tertawa bersama kedua sahabat cewek pertamanya itu. Mereka pun lalu tertawa bersama karena bisa melewati tes melempar bola gaje itu.

-XXX-

"dimana ya dia?"gumam Mamori sendiri. Ia tengah berjalan - jalan melewati koridor tiap - tiap kelas sore itu. Ia sedang mencari seseorang. 'aku udah muter - muter atap sekolah, kantin, ruang guru[?], ruang kepsek[?], uks, ruang kelas 1 dan 3, tapi tetep nggak ketemu dia!'pikir atau mungkin gerutu Mamori dalam hati.

Ia pun melewati kelasnya, kelas 2-1. Ia melewati kelas itu dan sedikit melirik ke dalam. Terlihat siluet sesorang sedang duduk di sebuah kursi. Tiba - tiba ia berhenti. 'tadi kayak ada seseorang'pikir Mamori. Ia lalu berbalik dan masuk ke kelas itu.

"Hiruma-kun.."katanya kemudian. Ia lalu melihat siluet yang duduk dengan laptop yang terbuka yang monitornya sedang menampilkan bursa saham[?], laporan "web telah berhasil diblokir"[?] atau "hacking has been succesful[?][emang laporannya gitu?], judi "online"[emang ada?] dan lain sebagainya. Ia lalu melihat wajah cowok itu. Tertidur.

'ternyata tidur toh..'pikir Mamori. 'lucu juga ya, wajahnya kalau sedang tidur! Nggak seram!'pikir Mamori geli. Ia pun lalu tersenyum.

"arigatou, Hiruma-kun! Kau sudah membantuku untuk berlatih melempar bola. Dan kau tahu tidak, aku tepat sasaran! Seperti lemparanmu seminggu yang lalu! Ehe. Sekali lagi, Arigatou,"kata Mamori dengan suara pelan. Ia lalu menutup jendela di sebelah Hiruma lalu meninggalkan cowok yang sedang tertidur itu. Segera setelah pintu geser itu ditutp balik lagi oleh Mamori, Hiruma bangun. Ia lalu menoleh pada pintu yang tertutup itu. Ia lalu tersenyum.

"dasar..cewek sialan itu!"

-XXX-

"bulan depan, akan diadakan pentas seni! Dan kelas kita tahun ini akan menyelenggarakan pentas drama!"kata seorang guru di kelas 2-1. Riuh suara anak - anak pun menggema di seluruh ruangan itu.

"wah, drama, kira - kira dramanya apa ya?"tanya Ako pada Sara. Sara hanya mengangkat bahu.

"wah, kira - kira apa ya dramanya?"tanya Mamori sendiri.

"tch! Pentas seni sialan yang membuang - buang waktu!"decak Hiruma.

"diam anak - anak! Pentasnya kali ini pokoknya tentukan sendiri apa drama yang akan kalian pentaskan! Kalian boleh cari dimana saja atau buat sendiri!"kata guru itu sambil meninggalkan ruangan itu.

"apa?!"kata sebagian murid.

"gimana dong?"kata murid lainnya.

"eh?"kata Mamori sedikit kaget. Hiruma yang mendengarnya mengangkat satu alisnya ke atas. Sedetik kemudian ia lalu menyeringai lebar. Ia lalu berjalan ke depan. Lalu berhenti di depan kelas.

'mau apa nih setan?'pikir seluruh murid yang tadi berberisik ria.

"ya~ha~! Anak - anak sialan! Kali ini gue mau ikut masalah drama sialan ini! Gue bakal buat drama sialan ini menjadi pentas seni terbaik sekolah ini!"teriaknya pada seluruh murid kelas.

'apa?! Nih setan mau buat drama apaan?'pikir seluruh kelas lagi.

'apa?! Tadi Hiruma-kun bilang apa? Ikut dalam drama ini?'pikir Mamori yang kaget.

"loe semua denger nggak sih?! Oke! Soal drama sialan itu biar gue yang buat! Skenario, cara - cara beradegan, gue yang urus!Sekarang loe semua pemilihan!"kata Hiruma. Ia pun melirik ke arah sang ketua kelas.

"hoi, ketua sialan! Cepet loe edarin bungkusan ini!"perintah Hiruma yang lalu menyerahkan sekotak bungkusan penuh kertas[dapet darimana tuh?]. Ketua berkacamata itu lalu cepat - cepat mengambil kotak lalu ia mengedarkan ke seluruh kelas. Setelah selesai, semua mulai membuka bungkusan kertas itu.

"yey! Dapet peran bagus!"teriak satu orang.

"yah, antagonis.."kata seorang cewek di sisi lain.

"yes! Aku dapet peran pangeran!"kata seorang cowok yang cukup tampan bernama Sugi Kawasugi.

"ya~"kata cewek - cewek lain, karena sayang di kertas mereka tak tertulis "putri".

"aku putri?!"kata seorang cewek.

"di, dia.."kata seluruh murid. Seluruh murid langsung pucat pasi dan shock. Ya, siapa lagi dong yang bisa membuat mereka seperti lagi kalau bukan Mamori Anezaki. Ya, dia mendapat peran Putri.

"nggak mungkin.."gumam Sugi.

"wah, selamat ya, Mamo-chan!"kata Ako. Mamori hanya tersenyum senang. Hiruma yang melihat keadaan itu hanya menggelembungkan permen karet sugarless. Ia meremas kertasnya yang bertuliskan "peran pembantu tokoh utama". Lalu ia menyeringai sedikit.

'aku punya ide!'pikir Hiruma.

"kita harus membuat dia jera!"kata seorang cewek di dalam kelas itu.

"iya! Cuma cewek hantu aja kok! Pasti gampang!"sambung temannya di sebelah. Ia meremas kertas bertuliskan "putri jahat" dan "pembantu putri jahat".

Pemilihan peran drama kelas 2-1 ditutup dengan ekspresi menakutkan [takut, shock, pucat, kesal, marah dsb] dari para murid di dalamnya. Lalu, bagaimana jadinya ya, drama dimana sang cewek berpenampilan seperti hantu itu bermain sebagai seorang "putri" dan dramanya dirancang oleh sang setan sekolah?

-to be continued-
Share:

0 comments:

Posting Komentar