Disclaimer : Eyeshield 21 is belong to Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata
Warning : OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini.
-XXX-
Sebulan kemudian, pentas seni diselenggarakan oleh SMA Deimon. Seorang cowok berambut spike coklat sedang berdiri di samping gerbang sekolah itu. Ia mengenakan shirt belang biru-putih dan mengenakan t-shirt putih untuk dalamannya serta celana jins biru. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.
Terlihat seorang gadis yang menggunakan inline skate di kakinya melucur ke arah sekolah itu. "YA~ Sena-kun!"teriak gadis itu.
Cowok berambut coklat tadi lalu menoleh dan berbalik menyapanya,"Suzuna!". Suzuna lalu berhenti. Ia mengenakan bolero berwarna biru langit dan memakai dress terusan berwarna putih dengan corak bunga berwarna biru di sudut kanan bawahnya. Selain itu ia juga mengenakan legging hitam yang kontras dengan dressnya. Legging itu menutup separuh kakinya karena separuhnya tertutup inline skatenya. Sena sedikit terpana melihat gadis itu. Suzuna merasa malu dipandang terus - terusan oleh Sena.
"Sena-kun, ano, kau kenapa?"tanya Suzuna.
"eng, enggak kok, cuman hari ini kau..., ee.. Kau..."kata Sena gugup.
"aku kenapa?"kata Suzuna tak sabar. "kau.. Kau cantik!"kata Sena kemudian yang membuat jantungnya sedikit berdetak cepat demi mengatakan kata terakhir yang mutakhir itu.
BLUSH!
Wajah Suzuna langsung memerah seketika. Jantungnya sedikit berdegup kencang.
'pasti mukaku merah sekali'pikir Suzuna. "a, ayo, Suzuna, ki, kita masuk,"ajak Sena.
"i, iya!"jawab Suzuna dengan masih menunduk. Keadaan dalam gerbang begitu meriah. Berbagai umbul - umbul terpasang rapi. Berbagai stand - stand yang menyiapkan berbagai macam makanan atau souvenir. Dan pamflet - pamflet mengenai acara - acara yang akan dipentaskan per kelas.
"waaah"kata Suzuna yang wajahnya tak memerah lagi.
"ramai sekali ya,"kata Sena kemudian.
"Sena, kenapa ibumu tak bisa datang?"tanya Suzuna.
"eh, ka, katanya tadi ibu mau menjenguk nenek di Kyoto."jawab Sena.
"emang nenekmu sakit apa?"tanya Suzuna lagi.
"nggak tau,"jawab Sena sedikit ragu.
"ibumu nggak ngasih tau?"tanya gadis itu lagi. "enggak!"jawab Sena.
"lalu kenapa kau ajak aku?"tanya Suzuna lagi *ni cewek dari tadi nanya mulu!*.
"disuruh ibuku! Katanya untuk nemenin aku ngeliat kakak yang main drama."jawab Sena.
'tante Anezaki itu..'pikir Suzuna lesu. "ya udah deh, nikmatin aja pentas seni ini! Oya, katanya kelas Mamo-nee main drama. Judulnya apa? Cinderella? Sleeping Beauty? Snow White?"tanya Suzuna sambil menyebutkan berbagai cerita dongeng.
"kata Mamori-neechan, judulnya "The Truly Face of A Lonely Princess". Begitu."jawab Sena sambil membaca tulisan di pamflet yang diberikan kakaknya sehari sebelum hari itu.
Suzuna mengangkat satu alisnya,""The Truly Face of A Princess"? Judul yang aneh!"komentar Suzuna sambil meminum soda yang tadi dibelinya di jalan.
"kata Mamori-neechan, yang buat dramanya Hiruma-senpai."kata Sena kemudian.
Suzuna tiba - tiba tersedak. "uhuk, uhuk,"kata Suzuna.
"eh, eh, Suzuna, kau tak apa - apa?"tanya Sena kaget melihat cewek itu tersedak habis - habisan.
"apa?! Tadi kau bilang yang buat You-nii?"kata Suzuna tak percaya sambil mengelap mulutnya. Sena mengangguk. "YA~! Jadi ini dramanya You-nii nih? Wah harus lihat nih! Eh, Sena mulainya jam berapa?"kata dan tanya Suzuna bersemangat.
"hie! Ja, jam se, sebelas,"kata Sena kaget melihat teman ceweknya itu berapi - api.
"oke! Ini jam sepuluh!"kata Suzuna sambil melihat jam di tangannya. "masih ada satu jam! Kita cari tempat duduk aja!"kata Suzuna sambil menyeret Sena dan meluncur menuju aula yang digunakan untuk pentas drama itu. "HIE!!!"teriak Sena yang diseret gadis ber-inline skate itu.
-XXX-
Di aula tempat pementasan. Pukul 10.05. Terlihat para murid sedang mendekorasi ruangan itu. Terlihat ada yang sedang menghapal naskah, latihan akting, membawa berbagai kostum, property - property yang akan digunakan dan lainnya. Di balik tirai berwarna merah itu, terlihat berbagai dekorasi istana dan sekelilingnya. Terlihat Hiruma sedang memerintah siswa lain bergantian. Sepertinya dia punya jiwa leadership yang bagus. Mamori sedang menghapal bagian - bagiannya.
'kenapa skenario putri utama ini cukup tipis ya? sedangkan cerita naskah yang akan dibacakan sang narator cukup tebal?'pikir Mamori. Di tengah kebingungannya, dia melihat 2 sosok kecil. Yang satu ber-inline skate sambil menarik seseorang yang tengah berlari ngos - ngosan, Suzuna dan Sena.
"Suzuna-chan! Sena-kun!"teriak Mamori yang lalu turun ke bawah panggung.
"Mamo-nee!"teriak Suzuna.
"Mamori...hah,hah..-neechan!"kata Sena sambil ngos - ngosan.
"kalian datang! Tapi bukannya terlalu cepat? Masih ada sekitar satu jam untuk main kan?"tanya Mamori.
"biar dapet tempat duduk paling depan!"kata Suzuna bersemangat.
"nggak keliling dulu berdua?"tanya Mamori dengan sedikit menggoda.
"apaan sih Mamo-nee ini!"bantah Suzuna dengan wajah sedikit merah.
"Mamori-neechan dapat peran apa?"tanya Sena.
"peran "putri yang wajahnya tertutup rambutnya", peran utama sih!"kata Mamori.
"cocok!"kata Suzuna dan Sena bareng.
"kenapa begitu kak?"tanya Suzuna.
"abis mau drama lain, wajahnya kebuka semua! Hiruma lalu bilang bakal buat drama sendiri. Ya udah deh."jelas Mamori.
"ceritanya gimana Mamo-nee?"tanya Suzuna.
"hoi, cewek maniak kue sus sialan! Cepat ganti kostummu!"perintah Hiruma dari belakang.
"iya, iya, bentar!"jawab Mamori. "ceritanya liat sendiri ya!"kata Mamori pada Sena dan Suzuna.
"hoi, anak - anak sialan! Persiapkan semua sampai waktunya! Kostum, tata letak panggung dan lain - lain! Perintah selesai!"kata Hiruma yang lalu turun dari panggung.
"You-nii, kau mau kemana?"tanya Suzuna kepada Hiruma yang berjalan menjauh.
"mau tau aja kau, cheers sialan!"jawab Hiruma yang lalu berlalu pergi.
"mau kemana dia?"tanya Suzuna sendiri.
"sudah, lebih baik kita cari tempat duduk dulu sambil melihat mereka bersiap - siap."ajak Sena. Mereka berdua pun lalu mencari tempat di depan nomor dua.
-XXX-
Pukul 11.00 : It's The Show!
Aula sudah dipenuhi pengunjung. Ada yang tua maupun muda. Mereka hendak menyaksikan drama kelas 2-1. "ehm.."terdengar suara di balik mike. Penonton pun lalu terdiam. Setelah semua diam, narator mulai membacakan naskah prolog.
"Pada suatu hari, di Kerajaan Devilaw[1], ada sebuah istana yang dihuni seorang raja yang terkenal akan kebijaksanaannya, ratu yang terkenal akan keanggunannya, dan 3 putri yang terkenal akan kecantikan mereka." Suara prologue itu keluar bersamaan dibukanya tirai merah panggung dan munculnya latar belakang istana beserta lima orang yang dipastikan raja, ratu dan 3 putrinya. Terlihat seorang pria yang memerankan menjadi raja berakting dengan mimik 'bijaksana', yang ratunya dengan mimik 'anggun', putri pertama dengan mimik 'cantik tapi jahat', putri kedua mimiknya 'cantik tapi penipu' dan putri ketiga dengan tampilan wajah tertutup rambut coklat pudarnya dengan mimik 'putri hantu'.
"Raja dan ratu begitu menyayangi sang putri terakhir yang bernama Angelia[2], putri yang terkesan menakutkan itu. Hal ini membuat kedua putri lain, Crulia[3] dan Jealisia[4], cemburu pada Angelia."lanjut narator itu dengan tampilan Angelia[Mamori] dipeluk oleh kedua raja dan ratu itu serta tampang - tampang benci dari Crulia dan Jealisia.
"hingga pada suatu hari raja jatuh sakit diikuti oleh sang ratu yang tiba - tiba terkena berbagai macam penyakit juga."kata narator dengan suara yang ditinggikan. Terlihat pula di panggung sang raja dan ratu terbaring di kasur dan ketiga putrinya mengelilingi mereka.
"hingga pada akhirnya mereka MATI eh, maaf, meninggal dunia.."kata narator itu yang awalnya bernada tinggi menjadi rendah. Semua penonton menjadi sweatdrop sejenak. Terlihat di panggung isakan ketiga putri itu.
"mama!!! Papa!!!"teriak Crulia.
"jangan tinggalin kami!"teriak Jealisia.
"hiks..hiks.."isak Angelia.
"lalu kerajaan itu berada di ambang kebimbangan karena ketiga putri itu lahir bersamaan. Crulia dan Jealisia sangat kejam kepada Angelia. Mereka menyalahkan kematian orangtuanya karena dirinya. Padahal tak ada sangkut paut apapun."kata Narator.
"Angelia! Ini semua gara - gara kamu!"kata Crulia.
"iya! Kalau nggak ada kamu, pasti papa dan mama tak akan meninggal."kata Jealisia membelaa Crulia.
"ke, kenapa? Aku kan bukan penyebar sakit bagi mereka!"bela Angelia yang secara logis itu benar.
"pokoknya itu salah kamu!"kata Jealisia ngotot*gaje bener dia*.
"diantara pertengkaran itu muncul seorang pangeran yang di perintah oleh raja itu sebelum meninggal untuk menggantikan posisinya. Pangeran itu begitu dipercaya sang raja."kata narator kemudian disusul munculnya ksatria putih di panggung yaitu pangeran.
"aku yang akan menggantikan posisi sang raja."kata pangeran yang cukup tampan. Crulia dan Jealisia terperangah dengan ketampanan sang pangeran. Mereka mengerubingi sang pangeran. Angelia menunjukkan sikap tak tertarik dengan sang pangeran, meski skenarionya mengharuskan dia tertarik. Sang pangeran lalu mendekati Angelia dan mengajaknya berkenalan. "namamu siapa?"tanya sang pangeran.
"A...Angelia.."kata Angelia dengan sedikit gugup yang justru membuat para penonton ketakutan sendiri.
"o..oh..namamu Angelia ya, nama yang bagus,"kata sang pangeran sambil tersenyum. Terlihat Crulia dan Jealisia cemburu.
"karena perhatian sang pangeran yang begitu besar terhadap si Angelia, Crulia dan Jealisia pun mencoba menjahili Angelia."kata sang narator.
"disana ada paku yang mencuat di atas lantai kan? Buat dia jatuh dan terjerembab di depan penonton! Biar tau rasa!"bisik Miki, pemeran Crulia.
"iya!"bisik balik Maki, pemeran Jealisia. Yang terlihat di depan penonton adalah taktik sang Crulia dan Jealisia yang begitu rahasia.
Jealisia pun maju ke depan. "Angelia!"teriaknya.
"i, iya!"jawab Angelia.
"bawakan piring - piring itu ke sini! Cepat!"perintah Jealisia sambil menunjuk tumpukan piring plastik[property] di samping Angelia.
'nggak ada adegan ini kan?'pikir Mamori[Angelia] bingung. "ba, baik!"jawab Angelia. Ia lalu membawa piring - piring yang ditumpuk sampai menutupi wajahnya. Ia lalu berjalan menuju Jealisia. 'duh nggak kelihatan nih'pikir Mamori. Ia berjalan terus, sehingga tak sadar bahwa ada paku yang mencuat keluar di depannya. "kyaaaaaaaaa!!"teriak Angelia[Mamori] karena terantuk paku itu. Dan...
-to be continued-
Yang dikasih nomor:
[1]Devilaw : Saya ambil dari kata Devil. Sedang yang dibelakang, er... Intinya saya ngarang abiz!
[2]Angelia : Saya ambil dari kata Angel. Mamori kalo rambutnya dipotong kayak angel!
[3]Crulia : Dari kata cruel yang artinya kejam. Dia itu kejam banget ma Angelia.
[4]Jealisia : Dari kata jealous yang artinya cemburu. Dia cemburu ma apa saja. Apalagi dengan perhatian orang tuanya terhadap Angelia.
Kayaknya cukup deh! Oke! See ya!
Warning : OOC; Alternate Reality; Segala kata - kata kasar yang tersebar di cerita ini.
-XXX-
Sebulan kemudian, pentas seni diselenggarakan oleh SMA Deimon. Seorang cowok berambut spike coklat sedang berdiri di samping gerbang sekolah itu. Ia mengenakan shirt belang biru-putih dan mengenakan t-shirt putih untuk dalamannya serta celana jins biru. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.
Terlihat seorang gadis yang menggunakan inline skate di kakinya melucur ke arah sekolah itu. "YA~ Sena-kun!"teriak gadis itu.
Cowok berambut coklat tadi lalu menoleh dan berbalik menyapanya,"Suzuna!". Suzuna lalu berhenti. Ia mengenakan bolero berwarna biru langit dan memakai dress terusan berwarna putih dengan corak bunga berwarna biru di sudut kanan bawahnya. Selain itu ia juga mengenakan legging hitam yang kontras dengan dressnya. Legging itu menutup separuh kakinya karena separuhnya tertutup inline skatenya. Sena sedikit terpana melihat gadis itu. Suzuna merasa malu dipandang terus - terusan oleh Sena.
"Sena-kun, ano, kau kenapa?"tanya Suzuna.
"eng, enggak kok, cuman hari ini kau..., ee.. Kau..."kata Sena gugup.
"aku kenapa?"kata Suzuna tak sabar. "kau.. Kau cantik!"kata Sena kemudian yang membuat jantungnya sedikit berdetak cepat demi mengatakan kata terakhir yang mutakhir itu.
BLUSH!
Wajah Suzuna langsung memerah seketika. Jantungnya sedikit berdegup kencang.
'pasti mukaku merah sekali'pikir Suzuna. "a, ayo, Suzuna, ki, kita masuk,"ajak Sena.
"i, iya!"jawab Suzuna dengan masih menunduk. Keadaan dalam gerbang begitu meriah. Berbagai umbul - umbul terpasang rapi. Berbagai stand - stand yang menyiapkan berbagai macam makanan atau souvenir. Dan pamflet - pamflet mengenai acara - acara yang akan dipentaskan per kelas.
"waaah"kata Suzuna yang wajahnya tak memerah lagi.
"ramai sekali ya,"kata Sena kemudian.
"Sena, kenapa ibumu tak bisa datang?"tanya Suzuna.
"eh, ka, katanya tadi ibu mau menjenguk nenek di Kyoto."jawab Sena.
"emang nenekmu sakit apa?"tanya Suzuna lagi.
"nggak tau,"jawab Sena sedikit ragu.
"ibumu nggak ngasih tau?"tanya gadis itu lagi. "enggak!"jawab Sena.
"lalu kenapa kau ajak aku?"tanya Suzuna lagi *ni cewek dari tadi nanya mulu!*.
"disuruh ibuku! Katanya untuk nemenin aku ngeliat kakak yang main drama."jawab Sena.
'tante Anezaki itu..'pikir Suzuna lesu. "ya udah deh, nikmatin aja pentas seni ini! Oya, katanya kelas Mamo-nee main drama. Judulnya apa? Cinderella? Sleeping Beauty? Snow White?"tanya Suzuna sambil menyebutkan berbagai cerita dongeng.
"kata Mamori-neechan, judulnya "The Truly Face of A Lonely Princess". Begitu."jawab Sena sambil membaca tulisan di pamflet yang diberikan kakaknya sehari sebelum hari itu.
Suzuna mengangkat satu alisnya,""The Truly Face of A Princess"? Judul yang aneh!"komentar Suzuna sambil meminum soda yang tadi dibelinya di jalan.
"kata Mamori-neechan, yang buat dramanya Hiruma-senpai."kata Sena kemudian.
Suzuna tiba - tiba tersedak. "uhuk, uhuk,"kata Suzuna.
"eh, eh, Suzuna, kau tak apa - apa?"tanya Sena kaget melihat cewek itu tersedak habis - habisan.
"apa?! Tadi kau bilang yang buat You-nii?"kata Suzuna tak percaya sambil mengelap mulutnya. Sena mengangguk. "YA~! Jadi ini dramanya You-nii nih? Wah harus lihat nih! Eh, Sena mulainya jam berapa?"kata dan tanya Suzuna bersemangat.
"hie! Ja, jam se, sebelas,"kata Sena kaget melihat teman ceweknya itu berapi - api.
"oke! Ini jam sepuluh!"kata Suzuna sambil melihat jam di tangannya. "masih ada satu jam! Kita cari tempat duduk aja!"kata Suzuna sambil menyeret Sena dan meluncur menuju aula yang digunakan untuk pentas drama itu. "HIE!!!"teriak Sena yang diseret gadis ber-inline skate itu.
-XXX-
Di aula tempat pementasan. Pukul 10.05. Terlihat para murid sedang mendekorasi ruangan itu. Terlihat ada yang sedang menghapal naskah, latihan akting, membawa berbagai kostum, property - property yang akan digunakan dan lainnya. Di balik tirai berwarna merah itu, terlihat berbagai dekorasi istana dan sekelilingnya. Terlihat Hiruma sedang memerintah siswa lain bergantian. Sepertinya dia punya jiwa leadership yang bagus. Mamori sedang menghapal bagian - bagiannya.
'kenapa skenario putri utama ini cukup tipis ya? sedangkan cerita naskah yang akan dibacakan sang narator cukup tebal?'pikir Mamori. Di tengah kebingungannya, dia melihat 2 sosok kecil. Yang satu ber-inline skate sambil menarik seseorang yang tengah berlari ngos - ngosan, Suzuna dan Sena.
"Suzuna-chan! Sena-kun!"teriak Mamori yang lalu turun ke bawah panggung.
"Mamo-nee!"teriak Suzuna.
"Mamori...hah,hah..-neechan!"kata Sena sambil ngos - ngosan.
"kalian datang! Tapi bukannya terlalu cepat? Masih ada sekitar satu jam untuk main kan?"tanya Mamori.
"biar dapet tempat duduk paling depan!"kata Suzuna bersemangat.
"nggak keliling dulu berdua?"tanya Mamori dengan sedikit menggoda.
"apaan sih Mamo-nee ini!"bantah Suzuna dengan wajah sedikit merah.
"Mamori-neechan dapat peran apa?"tanya Sena.
"peran "putri yang wajahnya tertutup rambutnya", peran utama sih!"kata Mamori.
"cocok!"kata Suzuna dan Sena bareng.
"kenapa begitu kak?"tanya Suzuna.
"abis mau drama lain, wajahnya kebuka semua! Hiruma lalu bilang bakal buat drama sendiri. Ya udah deh."jelas Mamori.
"ceritanya gimana Mamo-nee?"tanya Suzuna.
"hoi, cewek maniak kue sus sialan! Cepat ganti kostummu!"perintah Hiruma dari belakang.
"iya, iya, bentar!"jawab Mamori. "ceritanya liat sendiri ya!"kata Mamori pada Sena dan Suzuna.
"hoi, anak - anak sialan! Persiapkan semua sampai waktunya! Kostum, tata letak panggung dan lain - lain! Perintah selesai!"kata Hiruma yang lalu turun dari panggung.
"You-nii, kau mau kemana?"tanya Suzuna kepada Hiruma yang berjalan menjauh.
"mau tau aja kau, cheers sialan!"jawab Hiruma yang lalu berlalu pergi.
"mau kemana dia?"tanya Suzuna sendiri.
"sudah, lebih baik kita cari tempat duduk dulu sambil melihat mereka bersiap - siap."ajak Sena. Mereka berdua pun lalu mencari tempat di depan nomor dua.
-XXX-
Pukul 11.00 : It's The Show!
Aula sudah dipenuhi pengunjung. Ada yang tua maupun muda. Mereka hendak menyaksikan drama kelas 2-1. "ehm.."terdengar suara di balik mike. Penonton pun lalu terdiam. Setelah semua diam, narator mulai membacakan naskah prolog.
"Pada suatu hari, di Kerajaan Devilaw[1], ada sebuah istana yang dihuni seorang raja yang terkenal akan kebijaksanaannya, ratu yang terkenal akan keanggunannya, dan 3 putri yang terkenal akan kecantikan mereka." Suara prologue itu keluar bersamaan dibukanya tirai merah panggung dan munculnya latar belakang istana beserta lima orang yang dipastikan raja, ratu dan 3 putrinya. Terlihat seorang pria yang memerankan menjadi raja berakting dengan mimik 'bijaksana', yang ratunya dengan mimik 'anggun', putri pertama dengan mimik 'cantik tapi jahat', putri kedua mimiknya 'cantik tapi penipu' dan putri ketiga dengan tampilan wajah tertutup rambut coklat pudarnya dengan mimik 'putri hantu'.
"Raja dan ratu begitu menyayangi sang putri terakhir yang bernama Angelia[2], putri yang terkesan menakutkan itu. Hal ini membuat kedua putri lain, Crulia[3] dan Jealisia[4], cemburu pada Angelia."lanjut narator itu dengan tampilan Angelia[Mamori] dipeluk oleh kedua raja dan ratu itu serta tampang - tampang benci dari Crulia dan Jealisia.
"hingga pada suatu hari raja jatuh sakit diikuti oleh sang ratu yang tiba - tiba terkena berbagai macam penyakit juga."kata narator dengan suara yang ditinggikan. Terlihat pula di panggung sang raja dan ratu terbaring di kasur dan ketiga putrinya mengelilingi mereka.
"hingga pada akhirnya mereka MATI eh, maaf, meninggal dunia.."kata narator itu yang awalnya bernada tinggi menjadi rendah. Semua penonton menjadi sweatdrop sejenak. Terlihat di panggung isakan ketiga putri itu.
"mama!!! Papa!!!"teriak Crulia.
"jangan tinggalin kami!"teriak Jealisia.
"hiks..hiks.."isak Angelia.
"lalu kerajaan itu berada di ambang kebimbangan karena ketiga putri itu lahir bersamaan. Crulia dan Jealisia sangat kejam kepada Angelia. Mereka menyalahkan kematian orangtuanya karena dirinya. Padahal tak ada sangkut paut apapun."kata Narator.
"Angelia! Ini semua gara - gara kamu!"kata Crulia.
"iya! Kalau nggak ada kamu, pasti papa dan mama tak akan meninggal."kata Jealisia membelaa Crulia.
"ke, kenapa? Aku kan bukan penyebar sakit bagi mereka!"bela Angelia yang secara logis itu benar.
"pokoknya itu salah kamu!"kata Jealisia ngotot*gaje bener dia*.
"diantara pertengkaran itu muncul seorang pangeran yang di perintah oleh raja itu sebelum meninggal untuk menggantikan posisinya. Pangeran itu begitu dipercaya sang raja."kata narator kemudian disusul munculnya ksatria putih di panggung yaitu pangeran.
"aku yang akan menggantikan posisi sang raja."kata pangeran yang cukup tampan. Crulia dan Jealisia terperangah dengan ketampanan sang pangeran. Mereka mengerubingi sang pangeran. Angelia menunjukkan sikap tak tertarik dengan sang pangeran, meski skenarionya mengharuskan dia tertarik. Sang pangeran lalu mendekati Angelia dan mengajaknya berkenalan. "namamu siapa?"tanya sang pangeran.
"A...Angelia.."kata Angelia dengan sedikit gugup yang justru membuat para penonton ketakutan sendiri.
"o..oh..namamu Angelia ya, nama yang bagus,"kata sang pangeran sambil tersenyum. Terlihat Crulia dan Jealisia cemburu.
"karena perhatian sang pangeran yang begitu besar terhadap si Angelia, Crulia dan Jealisia pun mencoba menjahili Angelia."kata sang narator.
"disana ada paku yang mencuat di atas lantai kan? Buat dia jatuh dan terjerembab di depan penonton! Biar tau rasa!"bisik Miki, pemeran Crulia.
"iya!"bisik balik Maki, pemeran Jealisia. Yang terlihat di depan penonton adalah taktik sang Crulia dan Jealisia yang begitu rahasia.
Jealisia pun maju ke depan. "Angelia!"teriaknya.
"i, iya!"jawab Angelia.
"bawakan piring - piring itu ke sini! Cepat!"perintah Jealisia sambil menunjuk tumpukan piring plastik[property] di samping Angelia.
'nggak ada adegan ini kan?'pikir Mamori[Angelia] bingung. "ba, baik!"jawab Angelia. Ia lalu membawa piring - piring yang ditumpuk sampai menutupi wajahnya. Ia lalu berjalan menuju Jealisia. 'duh nggak kelihatan nih'pikir Mamori. Ia berjalan terus, sehingga tak sadar bahwa ada paku yang mencuat keluar di depannya. "kyaaaaaaaaa!!"teriak Angelia[Mamori] karena terantuk paku itu. Dan...
-to be continued-
Yang dikasih nomor:
[1]Devilaw : Saya ambil dari kata Devil. Sedang yang dibelakang, er... Intinya saya ngarang abiz!
[2]Angelia : Saya ambil dari kata Angel. Mamori kalo rambutnya dipotong kayak angel!
[3]Crulia : Dari kata cruel yang artinya kejam. Dia itu kejam banget ma Angelia.
[4]Jealisia : Dari kata jealous yang artinya cemburu. Dia cemburu ma apa saja. Apalagi dengan perhatian orang tuanya terhadap Angelia.
Kayaknya cukup deh! Oke! See ya!
0 comments:
Posting Komentar