Selasa, 27 Desember 2011

A Story In The 10thGrade : Secondo Part

Update: Beberapa nama disamarkan demi privasi.

Hahay! Saya datang kembali membawa Secondo Part-nya yang ditunggu-tunggu! #siapayangnungguin.Oke, Secondo Part ini akan berfokus pada apa yang saya alami secara pribadi maupun umum dalam bulan Juli 2010. Well, check this out!

Secondo Part : News on July

AWAL KBM

19 Juli 2010—awal kegiatan pembelajaran bagi murid baru. Warna biru gelap sudah tidak terlihat lagi di dalam lingkungan SMA. Semua sudah tergantikan dengan warna abu-abu. Ya, kami sudah SMA. Dan pada awal pembelajaran ini, saya baru kenal beberapa teman di kelas saya. Maklum, saya kan anak pemalu yang nggak berani bilang secara ceplas-ceplos.

Pada awalnya, bangku di kelas saya ini disusun dengan tiga bangku. Saya sih pas hari jum’at lalu udah ngincer bangku kedua bagian tengah kursi ketiga. Saya nggak peduli mau ada yang nempatin bangku sebelah saya atau nggak. Ternyata ada! Mereka adalah F-chan dan N-chan. Oke, kalau N-chan, saya udah kenal, kalau F-chan—beh, belum XP. Hmm, penyesuaian ntar.

Pas hari senin itu, saya sih nggak ngobrol sama teman yang lain. Ehehe, belum kenal plus saya kan pemalu .//////. #emotnyagausahgitunapa. Nah, saya sih keluar kelas aja dan—ketemu temen yang dulu satu SMP. Ngobrol sama dia bentar. Terus, di tengah-tengah obrolan, tiba-tiba, seorang cewek dateng sambil senyum ke arah saya. Namanya B-chan. Saya yang disenyumin (?) cuma bisa mengernyit, soalnya penampilannya beda—pas MOS dia berjilbab, pas ini dia nggak berjilbab. Ya udah deh, saya nyengir aja. Sori, B-chan.

Bel berbunyi dan waktunya buat upacara. Dan—sekali lagi, anak-anak kelas ini kayaknya emang kelewat rajin, baris aja udah paling rapi dan paling pertama. Sekali lagi juga, saya ngerasa bangga di kelas ini >w<b. Setelah upacara, kelas pun dimulai—setelah sebelumnya memasukkan sepeda motor dulu ke halaman yang tadi buat upacara.

Bu Dynna pun masuk ke kelas dan pelajaran dimulai dengan do’a. Setelah do’a, dilanjut dengan baca Al-Qur’an dari Juz 1—awal. Yep. Rutinitas pagi sebelum pelajaran dimulai memang seperti itu. Setelah itu Bu Dynna menyampaikan hal-hal yang tadi diucapkan Kepala Sekolah pas briefing guru sebelum pelajaran dan pas upacara. Setelah itu pelajaran dimulai—Biologi.

Beberapa menit kemudian, Bu Dynna bingung, kok pada nggak buka buku materi. Kami juga bingung. Buku darimana?

Eh—ternyata, buku itu memang udah disiapin oleh guru-guru di perpustakaan dan kita hanya tinggal mengambil dengan nunjukkin kuitansi pembayaran. Dan sialnya—sialnya SAYA NGGAK TAHU APA-APA SOAL KUITANSI ITU!!!! #capsabuse. Setelah itu, yang ngebawa itu kuitansi segera ke perpustakaan yang ada ujung lorong. Sementara yang nggak, ya udah. Duduk anteng di dalem kelas—termasuk saya, yang kuitansi apa itu aja nggak tahu.

Beberapa menit kemudian, yang bawa kuitansi itupun kembali ke kelas dengan—SEGUNUNG BUKU TEBAL NAN BERAT. Ini dia gambarnya : 



Ngek. Itu buku berapa kilo coba?

Setelah itu, pelajaran kembali dilanjutkan. Bu Dynna suruh membuka buku Biologi. Karena saya belum punya, N-chan—yang bawa kuitansi tadi—minjemin bukunya ke saya dan F-chan. Pelajaran dimulai dengan materi Hakikat Biologi Sebagai Ilmu Pengetahuan. Intinya, dalam materi ini, kami diberi tugas berkelompok untuk membuat sebuah makalah biologi tentang penelitian yang belum pernah ada sebelumnya. Bisa dibilang, ide baru. Untuk siapa saja dan bagaimana kelompoknya, saya jelaskan nanti.

Pukul 09.15, bel berbunyi—istirahat. Saya mengajak—siapa lagi kalau bukan—F-chan untuk membeli makanan di bawah. Nggak ngajak sih sebenarnya, cuman pas saya berdiri dia tanya, “Eh, Hikari, mau kemana?” Ya udah saya jawab, “Mau jajan,” Dia pun langsung nyahut, “Eh, ikut!”. Kami pun lalu ke kantin bawah dan lalu ngebawa makanan ke kelas. Yaaah, kantin selalu ramai sama anak-anak cowok—apalagi anak kelas tiga yang notabene kelasnya ada di bawah. Sampai-sampai, kursi full dan yang nggak kebagian tempat musti rela jongkok. Mending makan nasi goreng di kelas aja kalau gitu daripada soto di kantin yang berjubel gini.

Kembali ke kelas, kami lalu duduk kembali ke tempat duduk kami. Well, kami emang anak pendiem, eh salah, terlalu pendiem. Tapi beda kalau di dunia maya. Beda sekali. Terutama saya. Sangat amat berbeda jika membandingkan kecerewetan saya di sekolah dengan di twitter—ehm, waktu ini saya belum aktif sih di twitter.

Kembali ke kami. Bel masuk pun terdengar pada pukul 09.30. Pelajaran Kimia—Ibu Ugik. Hari pertama beliau cuma perkenalan dan menerangkan tentang atom, teori-teori atom, dan tugas menghafalkan 8 golongan unsur A. Yap, ini tugas memang wajib dan—tentu saja tugas ini diselesaikan saat kelas satu, karena kalau tidak salah, waktu itu saya maju menghafal itu pas semester dua ;p

Setelah pelajaran Kimia selesai, berlanjut ke pelajaran Sosiologi. Pelajaran yang kurang saya sukai sejak SMP sebenarnya. Di sini yang mengajar adalah Ibu Aeni (baca : Eni). Saat pelajaran pertama, yang dilakukan tidak beda jauh dari Kimia tadi, perkenalan serta menjelaskan konsep dan pengertian sosiologi secara bahasa dan istilah. Di sini memang lebih banyak sharing tentang apa itu sosiologi, karena ada beberapa teman saya yang di sekolahnya dulu tidak mendapatkan pelajaran tersebut.

Pelajaran selesai dan bel istirahat berbunyi. Seingat saya, pas istirahat ini, saya nggak kemana-mana. Well, saya malas keluar dan masih malu-malu gimana gitu kalau mau jalan-jalan ke lingkungan sekitar sekolah ini.

Jam terakhir, bahasa inggris. Kali ini, yang mengajar adalah Bapak Sin Van (baca : Sinwan). Oke, saya lupa pelajaran apa pas hari itu. Pokoknya masih tentang perkenalan (saling berkenalan dalam bahasa inggris). Pelajaran dari Pak Sin wan ini biasanya menyenangkan daripada guru bahasa inggris saya yang satunya—yang akan saya ceritakan pada bab-bab berikutnya.

Jam 13.30, bel berbunyi, pertanda pulang. Saya pun segera bersiap-siap membereskan alat tulis saya. Kami pun bersiap dan berdoa. Setelah itu, kami lalu bersiap pulang. Saat masih awal begini, semua memang langsung pulang ke rumah masing-masing—begitu pula dengan saya. Langsung capcus pulang tanpa pamit kepada mereka yang masih di kelas.

Selasa sampai sabtu, semua pelajaran masih dalam tahap perkenalan. Semua pelajaran juga masih mudah. Saya pun mulai mengenal guru dan teman-teman saya satu kelas, baik secara perawakan maupun sifat. Soal pelajaran, pelajaran yang saya sukai adalah Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Biologi, Kimia, PKn, Agama, Bahasa Jerman, Bahasa Jawa dan TIK. Jangan tanya kenapa saya tidak masukin pelajaran macam Matematika dan Fisika dalam list favorit saya. Saya suka dengan dua pelajaran iitu pada saat semester dua :p #diinjek.

Saya suka pelajaran-pelajaran tersebut karena pelajarannya ada yang cukup mudah bagi saya serta menyenangkan dan guru-gurunya yang mengajar lumayan menyenangkan :D

(Sebenarnya, alasan aslinya adalah:
 1. Bahasa Inggris: Pelajaran yang saya paling kuasai sejak SD. Jadi nyenengin aja kalau tiap pelajaran bahasa inggris :D
2. Bahasa Indonesia: pas bagian membuat paragraf deskripsi, narasi serta kalimat majemuk dan berkonjungsi, selalu ngebuat potongan dari fanfic XD #dordordor
3. Biologi: BU DYNNA KALAU NGAJAR NYENENGIN BANGET! PELAJARANNYA JUGA BISA MASUK DENGAN JELAS!!! #capsrusak
4. Kimia: Pelajarannya mudah—kecuali Stokiometri
5. PKn: Pak Ary kalau ngajar malah ngelucu sih. Apalagi kalau ada yang nyeletuk =))
6. Agama: Pelajarannya enak—mesti harus ngehafalin surat-surat. Bu Tuti juga nyenengin kalau ngajar.
7. Bahasa Jerman: Belajar bahasa baru, pasti menyenangkan XD #geje
8. Bahasa Jawa: Bukan. Bukan karena mudah, tapi karena Pak Mardiman terlalu ‘baik’ sama muridnya yang bahkan tidur aja nggak dimarahin #janganditiru!
9. TIK: Banyak cinta bersemi saat TIK~ #gagitu. Lhaaa tiap kali TIK, kadang Pak Ario selalu aja masangin si A-kun sama si N-chan atau gak si N-kun sama si P-chan #eh. Dan ini emang bikin pelajaran nyenengin X))

Di SMA ini, ada sebuah ekstra wajib, yaitu TIK. Untuk kelas satu, materinya adalah Program Basic Visual. Ekstra ini dilaksanakan setiap hari Rabu jam 3 sore. Karena pelajaran selesai pukul setengah dua, ya daripada pulang, saya mending nunggu di dalem kelas. Banyak sih beberapa yang pulang dulu—maklum baru awal—tapi juga ada yang masih di kelas. Namun, tiap minggu ke minggu, hampir tidak ada yang pulang dan menjadi sangat menyenangkan jika pulang di hari Rabu, bareng sama temen-temen! >w<

Guru tetap Pak Ario. Ekstra diakhiri pada jam 4 sore. Pada hari rabu ini, saya berani bawa handphone, karena saya pulangnya dijempuuuuut—di terminal. Orz. Oya, pada hari Jum’at, saya juga berani bawa handphone, karena saya ada ekstra pilihan; jurnalistik.

Jum’at, hari yang biasanya banyak digunakan untuk ekskul sehabis sholat jum’at. Memang, pada minggu pertama masuk, sekolah sudah memberlakukan ekskul. Maka, saya dan teman saya yang namanya nyaris sama dengan saya yang ikut ekskul jurnalis—karena gak ada ekskul menarik lain, sementara itu sekolah ‘mengancam’ untuk harus ikut minimal SATU EKSKUL PILIHAN, kalau tidak, tidak akan naik.

JENG JENG JENG!!!! <masukkan efek sinetron di sini>

DEMI APA GAK NAIK KELAAAAAAAAAS?! <sebenarnyabohongjugasihiniorz>

Dan saya—dengan terpaksa—memilih salah satu ekstra yang berhubungan dengan tulis-menulis: jurnalistik. Oke, emang hubungannya rada’ jauh sih. Tapi ekskul lain kagak enyak dipilih -___-. Okelah, terpaksa milih itu.

Jum’at minggu pertama, saya tetap berada di kelas bersama yang ikut ekskul yang jadwalnya hari jum’at serta yang mendaftar ikut kepengurusan OSIS. Yap. Akan ada interview untuk memilih anggota-anggota OSIS. Saya sih—malas. Bener. Selain karena tugasnya bejibun dan sering keluar pas pelajaran, ikut organisasi itu mengharuskan kita untuk setia pulang sore. Awawawa caranya gitu saya dimarahi laah sampai rumah.

Jadwal jurnalistik sekitar jam 2 siang. Sementara jadwal lain jam 1. Tch. Terpaksa lah nunggu sendirian. Sebenarnya ada satu teman lagi yang ikut jurnalistik, yaitu Dian. Tapi dia ikut mendaftar sebagai salah satu calon kepengurusan OSIS. Jadi saya nunggu sambil nyari di mana ruang Audio Visual—tempat berkumpulnya.

Pas itu, saya yang emang gak nemuin di mana ruangan itu—padahal Cuma di sebelah tangga doang—Cuma bisa nunggu di depan ruangan ICT. Nah, ini yang bikin nyesek. Pas udah nunggu sampai sekitar setengah tiga, eh, Bu Yayuk datang nyamperin. Nanya “Kamu ekskul apa?”

Saya langsung jawab, “jurnalistik, bu,”

Bu Yayuk nanya lagi, “terus ekskulnya di mana?”

“Di ruang audio visual,”

“Lha teman-temanmu mana?”

“Tadi ada yang ikut interview kepengurusan OSIS,”

“Lainnya?”

“Gak tau, bu. Dari kelas saya Cuma saya dan teman saya itu,”

“Kalau gitu tunggu sebentar. Mungkin terlambat,”

“Iya, bu,”

Bu Yayuk lalu pergi ke kantor. Nunggu lagi sekitar seperempat jam, eh bu Yayuk dateng lagi.

“Masih belum datang?”

“Belum, bu,”

“Kalau gitu, tulis namamu di daftar presensi ini. Nanti akan ibu sampaikan minggu depan kalau kamu udah absen,” kata beliau sambil nyerahin kertas absensi.

..krik.

“Iya, bu,” kata saya sambil senyum. Padahal dalam hati : tauginiguemendingpulangtadi.

Setelah menandatangani kertas itu, saya lalu pamit pulang dengan perasaan nyesek dan kesel. Kesellah, udah nunggu berapa jam coba. Mending pulang.

Tapi, pada jum’at berikutnya, hal menyenangkan terjadi. Ada yang bawa laptop, namanya I-chan. Lupa sih dia ikut ekskul apa. Kayaknya drama sama kayak Mo-chan, yang juga ada pas jum’at itu. Ada juga lainnya, tapi anak cowok namanya YD-kun dan Mh-kun. Sayang, pada pake password semua laptopnya, jadi nggak bisa dipinjem. Mo-chan yang pas itu pakai laptopnya I-chan, dan membuka, yah pasti taulah, Facebook. Lalu pada add-add-an (bahasa apa ini?) account facebook satu sama lain.

Lalu, Are, yang minggu lalu tertunda kedatangannya juga ikut buka laptop ternyata. Lalu tiba-tiba sekitar hampir setengah satu, Sedhani dateng karena dia ikut Paskibra. Nunggu sholat jum’at selesai, kami lalu foto-foto. Muahahaha, biasa, anak remaja.

Sholat jum’at lalu selesai. Anak-anak cowok pada balik dan mereka juga kepengen foto-foto. Yaah, foto-foto deh kami, di dalam kelas dan di koridor depan kelas. Foto-foto bersama mereka masih banyak sekali tersimpan di facebook ataupun flashdisk saya :]

Setelah foto-foto, semua yang ekskul jam satu lalu segera pergi ke tempat ekskulnya, seperti drama di aula tengah. Sementara itu, saya dan Are, hanya nunggu di kelas sambil sesekali ngobrol. Kita share banyak banget, dan ternyata dia juga suka dengan Jepang. Wao~ Dia juga dengan Eyeshield 21. Yeeeeey! Akhirnya punya temen yang suka kayak begituan juga! >w<. Oya, by the way, dia ini nantinya akan menjadi uke saya dan jadi author FFN! XD #dor. Tapi ceritanya di bab lain~ #plak.

Kami nunggu sampai sekitar mau jam 2, segera deh cabut ke ruang audio visual. Meski awalnya bingung di mana, kami bisa menemukan ruang itu, dan ternyataaaaa

TERNYATAAAAA ... KAMI TELAT DATENG!!!

TERNYATA JADWAL KUMPULNYA JAM SETENGAH DUAAAA!!!

WHAT THE—orz

Segera deh kami masuk—sebelumnya meminta maaf—dan mengambil tempat duduk dan mendengarkan rincian kegiatan dari jurnalistik ini. Sebenarnya, tidak hanya kami yang telat datang. Ada juga yang lain tapi saya nggak begitu kenal. Setelah rincian selesai, kami bubar dan saya juga pulang, berhubung sudah jam tiga. Meski agak kesal dengan jurnalistik tadi, tapi hari jum’at ini sangat menyenangkan :]

Setelah itu, beberapa hari kemudian bangku dibagi menjadi dua kursi. Saya sih nggak masalah karena sebenarnya saya udah jadi sebangku sama F-chan karena pada hari Selasa, N-chan udah pindah ke belakang bareng sama Are. Dan secara paksaan oleh Bu Dynna, teman-teman yang awalnya gak mau dibagi tadi, pasrah. Itu memang ketentuan. Ya sudah deh. Oh ya, tempat duduk saya jadi yang paling depan, karena di depan saya nggak ada yang mau nempatin, terpaksa deh.

Bu Dynna lalu memulai memberikan tugas kelompok pada kami. Kami disuruh berhitung satu sampai tujuh dari depan. Saya mendapat kelompok.... berapa ya? Lupa, ehehe #plak. Pokoknya nanti saya akan sekelompok dengan Ap-chan, Wd-chan, Skr-chan dan Gi-kun. Kami lalu berkumpul. Bu Dynna lalu menjelaskan bahwa kami disuruh untuk membuat suatu penelitian yang belum pernah ada sebelumnya. Setelah berpikir lama, Ap-chan—yang punya ide—langsung mengatakan bahwa penelitiannya nanti adalah “Pengaruh Jenis Air Terhadap Daya Tahan Cacing Tanah dan Cacing Merah”.

Aneh sih, tapi penelitian ini kan belum ada sebelumnya. Lalu, penelitian itu direncanakan akan dilakukan di Rumah Skr-chan di kompleks perumahan UMS (Universitas Muhammadiyah Surakarta). Kami ke sana pada hari kamis dengan saya membawa laptop. Malas sih, habis berat. Tapi tak apalah.

Saya menunggu di sana selama 2 jam, karena setelah pulang, saya langsung ke rumahnya Skr-chan. Sekitar jam setengah empat, semua sudah pada datang dan penelitian dimulai dengan pembuatan larutan air seperti, larutan shampo, sabun, deterjen, air garam dan air biasa. Dan saat diujicobakan, cacingnya mati paling cepat di larutan deterjen. Duh, kasian cacingnya. Kamu mati sahid kok, tenang aja #heh

Saya lalu langsung mencatat waktunya. Kemudian, sekitar jam lima, saya ditelpon untuk pulang. Yah, akhirnya saya pamit dan lalu diantar Sekar sampai gerbang UMS. Meski sedikit dimarahi—karena pada saat sudah sampai halte sekolah, saya tiba-tiba berdiri dari bangku dan turun tanpa aba-aba (jangan ditiru!)—saya merasa hari itu menyenangkan. Nyahaha~

Selain dilaksanakan pada hari itu, penelitian juga dilaksanakan di laboratorium sekolah. Setelah itu, kami dipesan untuk membuat laporannya dalam bentuk print-out dan powerpoint serta dipresentasikan. Presentasinya sih pas bulan Agustus, pas puasa-puasa. Ceritanya bab depan yaa~ #emangnyaadayangnungguin?

Hari jum’at, biasanya masuk jam setengah delapan kecuali yang mendapat jatah SKJ dan pengajian. Jum’at pertama, kami mendapat jatah pengajian jum’at pagi bersama kelas X-5, X-6 dan X-7. Sementara X-1 sampai X-4 adalah SKJ. Saya harus bangun pagi-pagi—meski gak sepagi hari sabtu—karena jadwalnya jam 6 pagi. Jum’at depannya jatahnya adalah SKJ. Sementara jum’at depannya lagi, kami masuk jam setengah delapan ^w^

Olahraga untuk anak kelas satu dilaksanakan pada jam setengah enam dan selesai jam setengah tujuh. HAHAHAHA BANGUN SUBUH DONG! Orz. X-8 mendapat jatah hari sabtu bersama dengan X-4. Kami diajar oleh Pak Yudi, dan pada pertemuan pertama, kami sudah telat kumpul. TELAT KUMPUL! Menyebabkan kami harus lari 5 kali putaran, orz. Pak Yudi mengharuskan untuk semua harus berbaris rapi pada jam setengah enam pas, sementara kami terlambat satu menit. Aaaaaagh!

Untungnya, pas pertemuan kedua, kami tidak telat. Kalau telat, tepar deh, harus keliling satu putaran tapi dari sekolah sampai dengan kantor ibu saya sana yang jaraknya tiga gedung. Ngek. Iya, kan, tepar.

Pada pelajaran olahraga pertama ini, kami disuruh untuk latihan kebugaran tubuh dulu. Setelah itu, baru olahraga yang sebenarnya pada sabtu depan.

Hari demi hari, saya mulai terbiasa dengan kehidupan di sekolah ini. Overall, pada Bulan Juli ini memang seperti itu yang saya alami. Memang hanya sebatas perkenalan, biasalah. Meskipun begitu, ini merupakan awal dari sebuah kisah di Sekizone X-8 :’) *ceileh bahasanya*

SECONDO POST: NEWS ON JULY HAS BEEN FINISHED

Yaaaaay! Secondo part-nya udah selesaaai! *tebar menyan* #gagitu

Memang Cuma perkenalan awal saja—seperti di akhir cerita tadi. Hahahaha

Jumpa lagi dengan saya di Terzo Part! XD

Arriverdercci !

Sincerely,

Hikari.
Share:

0 comments:

Posting Komentar